Jakarta, CNN Indonesia -- Seperti sudah bisa diduga,
Insurgent mendapat sambutan meriah. Film yang baru rilis pekan lalu itu langsung memuncaki box office Amerika Serikat dan Kanada, mengalahkan
Cinderella. Mengutip Reuters,
Insurgent mengantongi US$ 54 juta atau Rp 704 miliar dari Jumat hingga Ahad.
Meski angkanya unggul dari yang lain, ada penurunan pendapatan pembukaan dibanding film pertamanya,
Divergent yang rilis tahun lalu. Lionsgate, studio di balik film yang diadaptasi dari novel Veronica Roth itu jelas kecewa.
Lionsgate berharap Insurgent setidaknya meraup US$ 57 juta hingga US$ 60 juta, atau Rp 743 miliar hingga Rp 782 miliar pada pekan pembukaannya. Target itu wajar, mengingat
Divergent dibuka dengan meraup penghasilan US$ 54,6 juta atau Rp 711 miliar tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, Lionsgate sudah bertaruh banyak dengan menambah biaya produksi
Insurgent. Film yang dibintangi Shailene Woodley dan Theo James itu menghabiskan dana US$ 110 juta atau Rp 1,4 triliun untuk produksi, lebih banyak US$ 25 juta atau Rp 326 miliar daripada
Divergent.
Film pertama tentang dunia distopia yang membagi manusia ke dalam lima faksi berbeda itu akhirnya sukses dengan penghasilan sebesar US$ 288,7 juta atau Rp 3,7 triliun secara global.
Dalam
Insurgent, Woodley yang memerankan Beatrice Prior alias Tris dan James sebagai Tobias Eaton alias Four harus berjuang lebih keras. Sebagai Divergent, mereka diburu habis-habisan karena dianggap menentang dewan.
Meski hasilnya tidak sesuai harapan, Lionsgate mengaku tetap puas. Sebab, disinyalir film itu akan bertahan lama di layar lebar, lantaran tidak banyak film petualangan remaja lain yang bakal menjadi saingan Insurgent selama beberapa minggu ke depan.
Insurgent ditonton 60 persen perempuan dengan 55 persen di bawah 25 tahun.
Apalagi, secara global film itu ternyata masih diminati. Penghasilannya US$ 47 juta atau Rp 612 miliar, lebih tinggi dibanding
Divergent.
Kembali ke urutan
box office,
Insurgent sukses menggeser Cinderella, yang jadi penguasa box office pekan lalu, ke posisi ke-dua. Pekan ini dongeng klasik meraup US$ 34,5 juta atau Rp 449 miliar. Angkanya menurun 49 persen dari debut.
Analis menduga,
Cinderella berpengaruh pada menurunnya pamor
Insurgent. Sebab saat
Divergent rilis 2014 lalu, tidak ada film untuk remaja perempuan lain yang menjadi saingan. Tahun lalu,
Divergent hanya disaingi Muppets
Most Wanted dan
Mr. Peabody and Sherman.
Di posisi ke-tiga
box office, ada Run All Night dengan raupan US$ 5,1 juta atau Rp 66,5 miliar, menurun 54 persen dari pekan sebelumnya. Hubungan ayah-anak dan bunuh-membunuh mafia yang khas Amerika, rupanya kalah oleh dongeng dan perjuangan dua remaja menemukan 'rumah'.
 Shailene Woodley, pemeran utama Insurgent. (REUTERS/Paul Hackett) |
Setelah film yang dibintangi Liam Neeson itu, ada
The Gunman, yang juga baru rilis pekan lalu. Pesona Sean Penn tampaknya kalah oleh bintang-bintang muda dan baru. Film itu bermimpi meraih US$ 8 juta atau Rp 104 miliar, tetapi hanya mampu US$ 5 juta (Rp 65 miliar).
"Jelas kami berharap hasil yang lebih. Ini pasar yang berat dan banyak film aksi berorientasi pria, jadi penetrasinya sangat kuat," kata Jason Cassidy, kepada marketing Open Road Films, yang memproduksi
The Gunman.
Namun, fakta yang dilihat analis media Rentrak cukup mengejutkan. Meski banyak kisah aksi untuk pria, yang unggul justru film-film dengan tokoh utama perempuan. "Dikotomi yang menarik," katanya. "Perempuan yang menyetir
box office sekarang," ucapnya lagi, melanjutkan analisis.
Di bawah
The Gunman, bercokol
Kingsman: The Secret Service yang masih bertahan di lima besar pada minggu ke-limanya di
box office. Petualangan mata-mata yang diadaptasi dari komik itu meraup US$ 4,6 juta (Rp 59 miliar).
(rsa/vga)