Kecintaannya kepada Indonesia terus menggelora dalam benak Yayu meskipun sudah puluhan tahun ia tinggal dan hidup di Inggris. Berbekal pengetahuan yang ia miliki, ia mencoba merangkum semua itu dalam sebuah buku resep bertajuk Yayu's Simply Indonesian.
Buku ini bukan tanpa perjuangan ia buat. Buku yang berisikan resep berbahasa Inggris dan telah ia sesuaikan dengan lidah internasional tanpa meninggalkan ciri khas asli tersebut ia buat dengan penuh derai air mata.
Dirinya berniat mempublikasikan buku tersebut untuk memperkenalkan masakan Nusantara kepada masyarakat dunia agar semakin terkenal dan tak kalah saing dengan masakan negeri lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun buku saya ditolak waktu itu oleh Dino Patti Djalal, ia bilang buku saya kurang kuliner," kenang Yayu yang mengaku menemui Dino dalam sebuah acara komunitas Indonesia di Inggris dengan harapan bukunya dapat menjadi lebih populer jika dipromosikan oleh Pemerintah Indonesia.
Ucapan mantan Menlu Indonesia tersebut bagai mengiris hati Yayu. Ia pulang lalu menangis dan mempertanyakan karyanya sendiri yang telah ia susun dengan sepenuh hati.
Dirinya pun meminta koreksi dari berbagai pihak atas maksud 'kuliner' dari Dino. Setelah cukup yakin dengan maksud kuliner, ia pun berusaha agar buku resep ini dapat dipublikasikan secara luas.
Beruntungnya Yayu memiliki suami yang memiliki jaringan yang kuat. Bahkan, wanita yang kini sudah berstatus warga negara Australia tersebut sempat mendapatkan dukungan dari Perdana Menteri Inggris saat ini, David Cameron.
"Buku ini sempat ditawari oleh pihak Malaysia untuk diterbitkan dan dipublikasi besar-besaran di sana, namun dengan syarat kata Indonesia diganti dengan Malaysia, saya langsung tolak," tegas Yayu. Selain itu, suaminya pun menegaskan Yayu adalah seorang Indonesia, bukan Malaysia.
Hingga akhirnya ia dapat bertemu dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia saat itu, Mari Elka Pangestu.
"Mari dengan suka rela ingin memberikan dukungannya dalam buku saya." ujarnya berbinar-binar. Kini, dalam buku yang dijual sebesar 10 poundsterling di laman jual beli Amazon tersebut telah tercatut surat resmi bertandatangan Mari Elka Pangestu.
Meskipun ia mengaku bahwa semua usaha yang ia lakukan mulai dari penyusunan resep, penerbitan, hingga berjuang mendapatkan dukungan buku adalah usahanya sendiri tanpa dukungan dari Pemerintah Indonesia, namun ia tak ambil pusing. Baginya, ia hanya ingin masakan Indonesia menjadi berjaya di kancah internasional.
(end/vga)