Jakarta, CNN Indonesia -- Perfilman Indonesia pada hari ini (30/3) genap berusia 65 tahun. Hidup dan nyaris mati sempat dirasakan oleh perfilman nasional. Tio Pakusadewo selaku sineas senior pun memberikan komentar mengenai film yang ia anggap merupakan hidupnya ini.
"Hari Film Nasional ini harapannya menjadi awal dari perjuangan panjang para sineas film Indonesia, saya tidak akan berhenti karena inilah hidup saya," ujar Tio kepada CNN Indonesia (30/3).
Tak dapat dipungkiri, baru saja triwulan awal 2015, berita mengenai kekisruhan perfilman nasional sudah hilir mudik di media. Mulai dari delegasi ilegal Indonesia di Berlinale 2015, hingga yang terbaru adalah keberadaan yayasan yang mengatas namakan sineas namun ternyata tanpa izin sineas tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tio, yang meniti karier sebagai sineas sejak 1987, tak memungkiri banyaknya kisruh yang terjadi di dunia perfilman nasional beberapa bulan terakhir.
Namun ia menegaskan selain dari kekisruhan yang tampaknya belum menemukan plot akhir tersebut, ada banyak perjuangan sineas-sineas film di daerah yang berjuang mandiri demi film nasional menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Beberapa sineas mengadakan festival-festival film di daerah yang menyentuh masyarakat, ada juga pemerintah daerah yang mendukung pembuatan film nasional seperti di Bandung," kata Tio.
Meskipun sudah banyak festival film nasional di daerah ataupun aneka jenis film nasional terpasang di layar bioskop, sineas pemenang dua piala Citra ini mengharapkan dorongan utama geliat perfilman, penonton alias
moviegoer semakin bertambah.
"Untuk masyarakat, mari nonton film Indonesia di bioskop, karena hanya dengan menonton sebagai tanda menghargai film Indonesia," ujar Tio.
(end/vga)