Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak hal yang mengingatkan kita terhadap Mpok Nori. Logat Betawi yang kental, kalau bicara biasanya berteriak kencang, sampai-sampai membuat pekak telinga orang didekatnya. Barangkali Mpok Nori sendiri tidak bermaksud berteriak, tapi memang nada bicaranya saja yang sangat tinggi.
Kalau bicara, karakternya ceplas-ceplos dengan aksen betawi kental. Mpok Nori hanya segelintir dari seniman Betawi perempuan yang sampai akhir hayat terus menggerakkan roda seni Betawi.
Diakui oleh rekannya sesama pelawak dan seniman Betawi Haji Malih, Mpok Nori adalah seseorang yang sudah sangat lama aktif di kesenian Betawi. “Dia sudah dari kecil berkesenian Betawi, mengikuti jejak almarhum bapaknya,” kata lelaki yang akrab disapa Haji Malih itu saat dihubungi oleh CNN Indonesia pada Jumat (03/04).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kariernya, Mpok Nori pernah menerima penghargaan dari dunia lawak yaitu Kombret Award 2011 dari Yayasan Komedi Betawi. Saat itu, meski usianya sudah tidak muda lagi, namun penampilannya baik sebagai pelawak maupun seniman Betawi tak kalah dari artis-artis muda.
Sebagai seniman Betawi terpaan hidup yang harus dijalani Mpok Nori cukup keras. Namun, perempuan yang juga akrab dipanggil Nyak Nori itu terus berkibar mengisi berbagai panggung hiburan, baik teater, lenong, maupun televisi.
Kehidupan Mpok Nori sebagai seniman Topeng Betawi pasang surut seperti air laut. Dia menjalaninya dengan susah payah. Sejak kecil Mpok Nori sudah terjun sebagai penari topeng.
Dulu, stasiun televisi tidak sebanyak sekarang. Mpok Nori harus menyandarkan hidupnya sebagai menerima panggilan menari dari panggung ke panggung kendati uang yang diterima hanya cukup untuk mengisi perut pada hari itu saja.
Sepanjang hidupnya, Mpok Nori terus mengupayakan agar kesenian Betawi terus bernapas. Salah satu upaya yang dia lakukan adalah dengan berdirinya sebuah sanggar tari Betawi yang dia beri nama Sinorai atau Sinorey.
Setelah dikenal, kesibukannya di panggung hiburan tanah air tak mengenal waktu. Meski begitu, Mpok Nori masih menyempatkan waktu mengajar di sanggar yang didirikannya. Selain tari, sanggar Sinorey juga mengajarkan akting.
Sebanyak dua kali dalam satu minggu, Mpok Nori akan menyempatkan hadir menengok sanggar miliknya. Hari ini, Jumat (03/04), perempuan bernama asli Nuri Sarinuri itu telah meninggalkan kita. Semoga saja semangat Mpok Nori dalam menghidupkan kesenian Betawi tak ikut surut, dilanjutkan para generasi muda seniman Betawi.
(win/win)