Jakarta, CNN Indonesia -- Candaan komedian Bill Maher kali ini dianggap sedikit keterlaluan. Ia menyandingkan foto Zayn Malik dengan teroris pelaku bom Maraton Boston, Dzhokhar Tsarnaev. Penggemar One Direction langsung mengamuk, meski Zayn sudah memutuskan mundur dari band asal Inggris itu.
Disinyalir, sindiran Maher untuk Zayn bukan hanya karena ia melihat kemiripan bentuk wajah dan gaya rambut antara keduanya. Tak dapat dimungkiri Zayn seorang Muslim. Latar belakang Islam membuatnya sering menjadi target hinaan.
Pada 2012,
blogger Amerika pernah menyebutnya "boy band jihad" atau "mucikari Islam". Ia menganggap masuknya Zayn ke One Direction adalah untuk mendongkrak popularitas band itu. Sebab, Islam adalah hal "menjual" di Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun yang sama, Zayn dihujani pesan rasial yang akhirnya memaksa akun Twitter-nya dinonaktifkan sementara. Bukan hanya itu, penyanyi rap Amerika, Rucka Rucka Ali bahkan pernah merilis lagu berjudul
Zayn Did 9/11 pada 2013. Ia menyalahkan Zayn atas serangan 11 September di menara kembar WTC, Amerika.
Serangan pada Zayn masih berlangsung sampai tahun lalu, saat tagar #FreePalestine merebak di media sosial dengan Zayn sebagai target.
Sementara itu di sisi Muslim, Zayn juga tidak sepenuhnya "diterima". Gaya hidupnya sejak bergabung dalam One Direction menjadi pertanyaan besar. Ia memang tidak makan babi. Tapi Zayn pernah ikut ke kelab malam, mencicip minuman beralkohol, dan menindik telinga.
Zayn berada di tengah dikotomi. Kelompok Muslim menganggapnya tidak merepresentasikan Islam. Mereka yang fanatik bahkan menolak identitas Muslimnya. "
@zaynmalik needs to join jihad," akun @ISILCats (ISIS) menulis Juni lalu. "
Not be another dumb sissy celebrity."
Mengutip halaman
The Guardian, wajar jika Zayn akhirnya lelah dengan semua sorotan media yang mengganggu kehidupan pribadinya. Zayn paling dekat dengan itu. Tidak ada personel lain One Direction yang bukan hanya bermain musik, tetapi juga dipaksa jadi wakil tunggal keseluruhan komunitas global yang sensitif.
Apa pun yang Zayn lakukan kembali pada identitas yang tak bisa dihilangkannya. Bagaimana pun ia berbusana, berapa pun jenggot yang ia tumbuhkan, dikaitkan dengan Islam. Namun Zayn melihat sisi lain dari itu.
Ia justru menganggap orang lain tak peduli pada identitas kemuslimannya. "Keren sekali. Saya tidak pernah memikirkannya. Sangat menarik melihat orang-orang tidak peduli. Saya pikir ini sangat bagus, kenapa harus ada prasangka karena saya dari agama tertentu."
Menurut Zayn, masyarakat sekarang sudah mulai bisa menerima orang lain yang berbeda.
Zayn benar. Kelompok-kelompok yang menilainya secara agama, justru makin menaikkan popularitas Zayn sendiri. Meski banyak kritik, ia juga punya segudang penggemar, baik Muslim maupun non-Muslim. Hampir lima ribu orang yang sudah menandatangani petisi yang menuntut permintaan maaf dari Maher atas kritiknya.
Di Twitter, tagar #RespectforZayn pun membahana. Zayn telah menjadi penengah di antara dikotomi yang ada. Ia membuktikan, seorang Muslim pun bisa menjadi popstar.
Zayn adalah bukti, seseorang bisa tetap memegang keyakinan tertentu, tetapi tidak menjadikannya batas berekspresi dan kreasi.
(rsa/vga)