Penerbit Indonesia Siap Merilis 'Go Set a Watchman'

Vega Probo | CNN Indonesia
Jumat, 17 Apr 2015 16:05 WIB
Go Set a Watchman karya penulis legendaris Harper Lee siap dirilis penerbit Indonesia. Buku ini layak diburu karena tergolong “langka.”
Buku Go Set a Watchman karya penulis kaliber Pulitzer Harper Lee akan diedarkan pada Juli mendatang, termasuk versi bahasa Indonesia-nya. (REUTERS/Larry Downing/Files)
Jakarta, CNN Indonesia -- Go Set a Watchman karya penulis legendaris Harper Lee siap dirilis penerbit Indonesia, Mizan. Demikian disampaikan Sari Meutia, CEO Mizan Publishing sekaligus Koordinator Promosi dan Publikasi Komite Nasional Indonesia di London Book Fair (LBF).

LBF digelar di London, Inggris, selama tiga hari (14-16/4). Sesi yang menjadi “gong” LBF yaitu International Rights Centre di mana disediakan 590 meja untuk 400 perusahaan penerbitan dari 30 negara bertransaksi jual beli rights (hak cipta) buku-buku.

“Hasil belanja rights yang sudah pasti adalah terjemahan untuk buku Go Set a Watchman dari Harper Lee,” kata Sari kepada CNN Indonesia via surel (17/4). Sari menegaskan, sebelumnya pihak Mizan berkorespondensi intensif dengan agen buku tersebut via surel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karya Harper layak diburu karena tergolong “langka.” Setelah merilis buku fenomenal To Kill a Mockingbird, 55 tahun lalu, ia seakan mandul, tak merilis buku lain. Padahal karya pertamanya itu dianugerahi penghargaan Pulitzer bidang penulisan fiksi.
 
Sebagaimana dikabarkan Reuters, pada pertengahan Juli mendatang, Harper, yang kini berusia 88 tahun, akan memublikasikan buku anyar, Go Set a Watchman. Kisahnya masih seputar si gadis cilik “ajaib” Scout Finch dengan latar waktu berbeda.

Sebetulnya, Go Set a Watchman adalah buku pertama Harper, yang ditulis pada 1950. Tapi justru buku ke-dua, To Kill a Mockingbird, lebih dulu diedarkan, pada 1960. Kini, pada 2015, Go Set a Watchman siap diedarkan, termasuk versi Bahasa Indonesia-nya.

Buku Indonesia pun Dilirik Penerbit Asing

Selain itu, menurut Sari, buku SophisTEAcation-An Anthology of Porcelain Teacups Collecting karya penulis Indonesia, Arlyn Lawrence dan Desiree Sitompoel, juga beroleh respon positif di LBF. “Ada beberapa offer untuk buku ini dan pendistribusiannya.”

Buku lain yang juga dilirik, yaitu buku Halo Balita sebanyak 26 judul yang dibeli penerbit di Turki. Menurut Sari, pihaknya telah menjadi kerja sama dengan distributor di Inggris Raya untuk mendistribusikan buku-buku anak muslim keluaran Mizan.

Sari mengakui, bukan persoalan mudah “menembus” LBF yang dijejali para pebisnis di dunia buku (cetak dan digital) di mana umumnya fokus mereka datang untuk jual beli rights, distribusi dan kerja sama lainn terkait industri buku.

Untuk itu, perwakilan Indonesia perlu menyiapkan secara matang program, katalog, publikasi kelas dunia. Juga mendesain banner dan spanduk semenarik mungkin, serta mempromosikan dan memublikasikan LBF secara online sejak jauh-jauh hari.

Suasana stand Indonesia di LBF, digambarkan Sari, meramai pada hari ketiga, Kamis (16/4), yang merupakan hari pemungkas. Selain mencari informasi, para pengunjung juga antusias mencicipi penganan khas Indonesia yang disajikan.

Usai LBF, berikutnya perwakilan Indonesia bersiap menjadi Tamu Kehormatan Frankfurt Book Fair di Jerman, pada Oktober mendatang. Sejalan dengan itu, dijalin kerja sama dengan institusi asing seperti Litprom untuk menggelar Translation Funding Program.

“Program pendanaan ini membantu penerbit menerjemahkan karya-karya penulis Indonesia ke bahasa asing dan menjual rights-nya ke negara asing,” kata Sari. “Yang terpenting itikad baik dari semua pihak: penulis, penerbit dan pemerintah.”

Sari Meutia (berhijab) diapit penulis Indonesia, Agustinus Wibowo (kemeja biru), dan rekan-rekan di LBF (14-16/4). (CNNIndonesia Rights Free/Dok. Agustinus WIbowo)
(vga/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER