Jakarta, CNN Indonesia -- Pada hari ini, Sabtu (18/4), pencinta musik di seluruh dunia merayakan Record Store Day (RSD).
Tidak hanya pertunjukan musik, di setiap acara RSD di berbagai negara pasti muncul banyak lapak penjual album fisik musik berbentuk kaset,
compact disc (CD) hingga piringan hitam (vinil).
Mengutip data dari International Federation of the Phonographic Industry (IFPI), per Jumat (17/4), bisa dibilang penjualan album fisik, terutama vinil, sangat meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak pencinta musik dunia yang kembali jatuh cinta dengan album fisik. Vinil adalah karya seni yang patut dikoleksi," kata Frances Moore, pimpinan IFPI dalam pernyataan resminya.
Hingga 2014, penjualan vinil di seluruh dunia meningkat 54,7 persen dari tahun sebelumnya, dengan total penjualan sebesar US$346,8 juta.
Negara dengan penjualan vinil paling tinggi adalah Amerika Serikat (AS), dengan total penjualan sebesar US$181,6 juta atau meningkat 52,8 persen sejak 2013.
Sedangkan negara dengan pertumbuhan pasar vinil paling tinggi adalah Australia, yang naik 127 persen sejak 2013.
Meski meraup banyak keuntungan, vinil hanya menyumbang dua persen dari total pendapatan industri musik di seluruh dunia yang berjumlah US$14,97 milyar pada 2014.
Penjualan tersebut belum seluruhnya mampu menyelamatkan industri musik dunia yang terancam punah akibat pembajakan karya. Namun andil kecil vinil juga tidak bisa disepelekan begitu saja.
Tidak hanya di luar negeri, Indonesia juga merayakan RSD 2015.
Bertempat di Bara Futsal, Blok M, Jakarta Selatan, RSD 2015 juga dirayakan selama dua hari, pada Sabtu (18/4) dan Minggu (19/4).
Yang membuat istimewa, tahun ini, sekitar 30 musisi Indonesia akan merilis karya eksklusifnya. Mereka di antaranya Guruh Soekarno Putra, The Milo, The Upstairs dan Payung Teduh.
Silakan menyiapkan dana untuk membeli album fisik musik mereka di RSD 2015 demi menyelamatkan industri musik Indonesia.
(ard/vga)