Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak mengeluarkan
teaser trailer Avengers: Age of Ultron pada 22 Oktober 2014, Marvel Entertainment sudah memberi kode. Seri kumpulan pahlawan super kali ini akan didominasi karakter jahat bernama Ultron.
Buktinya, suara Ultron menggema dari awal hingga akhir trailer. "
I'm gonna show you something beautiful. Everyone screaming for mercy," katanya, dengan
trailer mempertontonkan orang-orang yang berteriak.
Ultron melanjutkan saat
trailer menampilkan masing-masing pahlawan super--Thor, Captain America, Hulk, Iron Man, Hawkeye, dan Black Widow--berputus asa, "
You want to protect the world, but you don't want it to change."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan suara Robert Downey Jr. sebagai Tony Stark alias Iron Man dan Scarlett Johansson sebagai Natasha Romanoff alias Black Widow diberi porsi sangat sedikit. "
You are all puppet. Tangled in, strings, strings!" ujar Ultron lagi, dengan suara keji yang meninggi.
Sampai di akhir trailer, ia masih dibiarkan bermonolog. "
Now I'm free. There are no strings on me," ucapnya penuh penekanan.
Avengers kali ini memang milik Ultron. Karakter jahat yang baru muncul sebagai ciptaan gagal Stark itu sukses mencuri perhatian. Bukan hanya lewat penampilan robotiknya yang susah dikalahkan. Ultron lebih mengintimidasi dengan karakter suaranya.
James Spader lah yang berada di balik Ultron. Joss Whedon, sutradara Avengers: Age of Ultron mengatakan pada Screen Rant bahwa Spader adalah pilihan pertama sekaligus satu-satunya.
"Dia punya suara yang menghipnotis, yang bisa secara kejam menenangkan tapi juga memaksa, tapi dia juga sangat humanis dan humoris," katanya beralasan. "Dia adalah orang yang akan menghancurkan The Avengers sampai berkeping-keping," ucap sang sutradara melanjutkan.
Suara memang bisa menjadi penentu karakter. Selain Spader, ada karakter-karakter di film lain yang membuat penasaran dengan suaranya.
Siapa tak ingat suara keras dan membahana sang naga Smaug dalam film The Hobbit. Naga yang muncul dalam The Hobbit: Desolation of Smaug dan The Hobbit: The Battle of the Five Armies itu membuktikan penampilan bisa menipu.
Benedict Cumberbatch, sekilas seperti pribadi santun dan sangat berkelas. Namun ia jadi begitu membahana saat menyuarakan Smaug. Ada kesan serak, dalam, juga mengintimidasi. Suaranya sebagai Smaug jadi begitu ikonik.
Namun suara Benedict dalam film yang lain lagi benar-benar tak terduga. Ia memerankan Class alias Classified dalam film animasi Penguins of Madagascar. Dari suara yang begitu menguasai lawannya, kini ia jadi sosok kartun.
Meski begitu, Benedict juga terbilang sukses. Karakter Smaug-nya hilang.
Namun semua orang sudah terlanjur pernah mendengar Smaug. Maka saat ada suara mendalam di teaser trailer Star Wars: The Force Awakens yang dirilis di YouTube akhir tahun lalu, semua menganggap itu Benedict. Padahal, nyatanya Benedict hanya pernah terlibat dalam Star Trek Into Darkness sebagai Khan.
Bukan wajahnya tak cocok tampil di televisi. Tapi Andy Serkis memang lebih berkarisma lewat suara. Berulang kali ia didapuk menjadi pengisi suara. Masing-masing karakternya lain, dan ia bisa memberi kekhasan yang berbeda.
Serkis adalah sosok di balik si raksasa King Kong, yang filmnya rilis tahun 2005. Setelah primata berukuran besar itu, ia kembali memerankan seekor simpanse bernama Caesar dalam film Rise of the Planet of the Apes.
Serkis masih melanjutkan suaranya sebagai Caesar saat film itu punya sekuel, Dawn of the Planets of the Apes.
Film lain yang juga meminjam suaranya adalah The Adventures of Tintin. Di sana ia bebas menyumpah-serapah dengan suara seraknya, karena Serkis didapuk menjadi Kapten Haddock. Rumornya, ia kembali menjadi Haddock pada kelanjutan Tintin tahun 2016 mendatang.
Tapi yang paling ikonik dari semuanya, adalah suaranya sebagai Gollum dalam The Lord of the Rings dan The Hobbit. Serkis juga melakukan motion picture untuk karakter makhluk itu.
"Semua orang punya interpretasi sendiri tentang apa dia, bagaimana penampakannya, dan seperti apa suaranya. Jadi saya percaya pada insting," katanya berkomentar soal Gollum.
Profil Peter Cullen di IMDb nyaris dipenuhi film Transformers. Sejak film Tranformers pertama muncul tahun 2007, ia memang sudah terlibat. Wajah Cullen tidak tampil di depan layar karena ia bukan pemeran utamanya.
Namun suara Cullen pasti dikenal. Ia merupakan sosok di balik si robot canggih Optimus Prime. Sejak itu, hidup Cullen seakan identik dengan Optimus Prime dan tentu saja Transformers.
Cullen didapuk pula mengisi suara Optimus Prime untuk seri berikutnya, Transformers: Revenge of the Fallen yang rilis 2009. Selama masa jeda kedua film, ia mengisi suara Optimus Prime untuk permainan video game Transormers.
Suara Cullen sebagai Optimus Prime kembali terdengar dalam Transformers ke-tiga alias Dark of the Moon. Video game demi video game kembali ia jalani sebagai karakter yang sama.
Pemain boleh berganti, tapi tidak dengan suara Optimus Prime. Cullen tetap mengisinya dalam Transformers: Age of Extinction, meski Shia LaBeouf telah digantikan Mark Wahlberg.
Selain sebagai robot, Cullen juga pernah mengisi suara untuk Eeyore yang merupakan kawan Winnie the Pooh, juga Sandy Scooby Doo.
Aktor yang satu ini selalu ikut film-film Neill Blomkamp sejak pertama. Mulai District 9, Elysium, sampai yang terbaru adalah Chappie. Dalam film-film sebelumnya, Copley selalu tampil biasa. Baru dalam Chappie aktor kelahiran 27 November 1973 itu tampil berbeda.
Ia tidak menunjukkan dirinya secara utuh. Copley hanya bisa didengar suaranya. Ia yang memerankan Chappie, si robot yang seperti bayi. Namun, tidak akan ada yang bisa menduga bahwa Copley lah yang berada di balik Chappie.
Suaranya benar-benar berbeda. Tidak ada lagi logat kental Afrika Selatan yang memang menjadi tanah kelahirannya. Copley juga sama sekali tidak berkarisma seperti saat dirinya memerankan Stefan dalam film Maleficent.
Sebagai Chappie, Copley menampilkan suara yang seperti anak kecil. Karakter suaranya jadi cempreng dan ia berbicara dengan sangat cepat. Layaknya bayi yang suka meniru, ia juga menduplikasi logat-logat lawan bicaranya dalam film yang berkisah tentang robot manusia itu.
Itu bukan pertama kalinya suara Copley digunakan dalam film. Tahun 2014, ia sempat menyuarakan Orm dalam versi Inggris The Snow Queen 2. Chappie bisa menjadi debut Copley dalam hal pengisian suara. Sebab ternyata ia bisa menghilangkan logat sendiri demi peran.
Anda pasti penasaran, siapa suara di balik beruang konyol dan sableng, Ted? Tidak lain dan tidak bukan adalah sutradara sekaligus penulis ceritanya, Seth MacFarlane. Ia benar-benar menggarap Ted seperti filmnya sendiri.
Bagaimana tidak, sutradara yang lahir di Connecticut itu melakukan hampir semua peran pentingnya sendiri. Ia menulis cerita, menyutradarainya, juga mengisi suaranya.
Meski lebih dikenal sebagai sutradara dan penulis naskah, MacFarlane ternyata juga banyak bermain sebagai aktor. Suaranya pun telah sering digunakan. Selain menjadi beruang Ted, ia juga terlibat dalam Family Guy, serial Star Wars, dan beberapa acara lain di TV.
Namun yang membuatnya cocok dengan Ted bukan hanya suara MacFarlane yang terkesan bandel. Karakternya sendiri memang penyuka komedi. "Komedi apa pun yang berdurasi setengah jam, akan menemukan kehidupan dan dirinya sendiri," ujarnya dalam sebuah wawancara tentang komedi.
Dalam film Ted 2 yang rencananya rilis tahun ini, MacFarlane masih menjadi si beruang. Ceritanya, Ted menikah dengan kekasihnya yang merupakan seorang manusia normal dan seksi.
Tiba saatnya Ted ingin memiliki anak. Ia pun membutuhkan donor sperma. Tapi belum selesai satu masalahnya, datang masalah lain. Ted harus membuktikan bahwa ia benar manusia.