Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana pemutaran perdana film dokumenter
Amy di Festival Film Cannes pada Mei mendatang bakal terganjal, seiring protes yang dilontarkan pihak keluarga penyanyi Amy Winehouse melalui juru bicaranya, Chris Goodman.
“Film tersebut tidak membeberkan fakta sebenarnya. Keluarga Winehouse telah melakukan upaya maksimal untuk menolong Amy dari kecanduan narkoba, namun hal ini tidak tergambar di filmnya.” Demikian isi pernyataan keluarga yang dikutip
People (26/4).
Sebaliknya, film tersebut justru menyajikan penggambaran yang menyudutkan pihak keluarga Winehouse. Dikisahkan, mereka tak berbuat banyak untuk menolong Amy, hingga akhirnya sang bintang bunuh diri, pada 2011, di usia 27 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal ketika itu, bintang Amy sedang benderang. Salah satu albumnya,
Back to Black (2006), diganjar lima Grammy Awards. Ironisnya, Amy kecanduan narkoba selama bertahun-tahun. Kebiasaan buruk yang kelak meredupkan bintangnya sendiri.
Film dokumenter
Amy diharapkan merefleksikan kehidupan Amy sesungguhnya. Sutradara Asif Kapadia, yang sebelumnya menggarap dokumenter
Senna tentang pembalap Ayrton Senna, pun sejak awal mengatakan karyanya “benar-benar objektif” dan “didukung keluarga Winehouse.”
Pihak Asif telah mewawancarai sekitar 100 orang yang mengenal baik sang biduan termasuk teman, keluarga, mantan pasangan, dan orang-orang dari kalangan industri musik yang pernah bekerja sama dengan Amy semasa hidup.
Sebegitu usaha Asif dkk, tak kunjung memuaskan keluarga Winehouse. Mereka menilai Asif salah kaprah dalam menyajikan kisah hidup Amy di film dokumenternya. Akibatnya fatal, mereka merasa nama besar Amy justru dirusak oleh Asif.
Asif dinilai salah kaprah karena filmnya memuat banyak kebohongan. Orang-orang yang diwawancarai atau bernarasi dalam film itu, menurut keluarga Winehouse, bukan orang-orang yang berkiprah bersama Amy di tahun-tahun terakhirnya.
Ayahanda Amy, Mitch (64), melontarkan kritiknya sebagaimana dikutip sebuah harian di Inggris, narasi film ini tidak bisa dipertanggungjawabkan dan malah mengorbankan kebenaran tentang putrinya.
“Saya muak saat menyaksikan film ini untuk pertama kali. Andai Amy masih ada, dia bakal sangat murka. Bukan begini kisah yang dia inginkan,” kata Mitch. “Ide mereka bagus. Tapi mereka tak memasukkan kebenaran di dalamnya.”
Sementara itu, juru bicara pihak film dokumenter mengatakan, sebagaimana dikutip laman
People, sejak awal keluarga Winehouse sudah dilibatkan dan kisah yang dituturkan dalam film pun sesuai fakta.
“Kami menggarap film ini didukung keluarga Winehouse dan kami melakukan pendekatan objektif secara menyeluruh. Kami merekam 100 wawancara dengan orang-orang yang mengenal Amy. Hal itu direfleksikan dalam film ini.”
Mitch tetap bersikukuh film ini berisi kebohongan. Salah satunya, dikisahkan Mitch sebagai ayah yang hanya peduli karier dan harta Amy, ketimbang menolong Amy agar terbebas dari kecanduan narkoba.
Mitch menyatakan, kini, pihak keluarga Winehouse tak ingin dikaitkan dengan film dokumenter tersebut. Kenyataannya, menurut Mitch, pihak keluarga masih menjalankan Amy Winehouse Foundation, menolong kalangan muda terbebas dari kecanduan narkoba.
[Gambas:Youtube] (vga/vga)