Film '7 Hari Menembus Waktu' Sarat Nasihat untuk Kaum ABG

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Rabu, 27 Mei 2015 11:30 WIB
Film ini memiliki ide yang cukup berbeda dari film remaja Indonesia sebelumnya, karena kisah cinta ala ABG bukan menjadi poin utama dalam film ini.
Berjudul 7 Hari Menembus Waktu, film garapan MD Pictures ini mengadaptasi novel karya Charon dan disutradarai oleh Nayato Fio Nuala. (Dok. MD Pictures)
Jakarta, CNN Indonesia -- Film yang mengangkat kisah anak baru gede (ABG) di Indonesia sudah cukup banyak, mulai dari yang religi hingga tentang kehidupan bebas.

Tahun ini, kisah ABG yang diadaptasi dari sebuah novel juga kembali diangkat ke layar lebar.

Berjudul 7 Hari Menembus Waktu, film garapan MD Pictures ini mengadaptasi novel karya Charon dan disutradarai oleh Nayato Fio Nuala.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Film ini menceritakan sebuah petualangan seorang gadis yang terperangkap di masa lalu akibat meneriaki sebuah lukisan ajaib. Si gadis berpindah dari era 2015 ke 1994.

Adalah Marissa (Anjani Dina) sang gadis pemarah nan kekanakan yang mengalami nasib sial itu. Ia memiliki perangai manja dan menyebalkan sehingga dirinya dijauhi oleh orang sekelilingnya.

Pacar Marissa pun tak betah dengan sifat gadis tersebut hingga memutuskan hubungan percintaannya.

Sang gadis pun mencari pelampiasan dan memaki sebuah lukisan tua di sekolahnya. Konon, luksian itu sanggup mengabulkan semua permintaan.

Dengan kekuatan gaib, sang lukisan mengirim Marissa kembali ke 1994 untuk memperbaiki perangai buruknya dengan membantu William (Teuku Rasya), remaja yatim piatu.

Secara menyeluruh, film ini memiliki ide yang cukup berbeda dari film remaja Indonesia sebelumnya, karena kisah cinta ala ABG bukan menjadi poin utama dalam film ini.

Tayangan berdurasi sekitar 90 menit itu malah memiliki amanat agar para ABG lebih santun, dengan cara menyodorkan ganjaran berupa masalah yang harus diselesaikan sendiri.

Kualitas gambar dalam film 7 Hari Menembus Waktu termasuk dalam kategori enak dipandang. Dengan latar bangunan kuno yang ada di Bogor, Nayato cukup dapat memberikan kesan 1994 dalam film tersebut, meskipun masih ada beberapa detil yang ganjil.

Akting Anjani terbilang apik, walau kualitas aktingnya masih butuh polesan.

Teuku Rasya pun demikian. Memiliki wajah rupawan dan ibu seorang Tamara Blezynski, ia bisa membuktikan kalau dirinya tidak terlalu kaku saat berakting.

Meski memiliki nasihat yang cukup baik, namun alur cerita film 7 Hari Menembus Waktu, lebih mirip kisah dalam film televisi atau sinetron religi Lorong Waktu. Terlalu banyak keajaiban di luar nalar yang membuatnya film drama ini semakin absurd.

Porsi penceritaan juga tidak membuat penonton betah menonton selama 90 menit. Selama itu, penonton lebih banyak kelelahan melihat tingkah Marissa yang sangat menyebalkan.

Kemunculan tokoh William yang Rasya perankan pun tidak seimbang dengan lawan mainnya. Padahal, sosok William sangat menarik untuk diangkat, karena menggambarkan siswa korban bullying di sekolahnya.

Banyaknya artis ABG nihil pengalaman akting harusnya menjadi tanggung jawab bagi pembuat film dalam rangka menyajikan tontonan yang berkualitas.

Minimal mereka mampu mengolah bakat para aktor-aktris 'hijau' ini, bukan hanya sekedar menggunakannya untuk promosi. Sebagai sineas, bukankah itu tanggung jawab mereka untuk memajukan perfilman Indonesia?

[Gambas:Youtube] (ard/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER