Jakarta, CNN Indonesia --
Anjani terkejut mendapati sosok misterius “menemaninya” bermain di pekarangan belakang rumah barunya di tepi hutan. Tak kuasa menghindar, Anjani malah terbawa sosok berwujud perempuan renta itu hingga jauh ke belantara hutan di mana terdapat sebuah desa yang dihuni orang-orang bertopeng.
Demikian potongan adegan
Jagawana karya sutradara muda Indonesia Svetlana Dea yang ditayangkan di Leiden International Short Film Experience (Lisfe), di Belanda, baru-baru ini. Film pendek ini merupakan salah satu dari 80 film yang diseleksi dari seribuan film garapan sineas dari 43 negara.
Tahun ini merupakan kali ke-tujuh penyelenggaraan Lisfe, festival film yang tidak biasa karena pemutaran film-filmnya bukan di bioskop sebagaimana lazimnya, melainkan di tempat bersejarah sekitar Leiden. Film
Jagawana diputar di gedung De Meelfabriek yang antik.
Usai pemutaran film, para penonton berkesempatan melakukan tanya jawab dengan Svetlana. Pertanyaan yang dilontarkan, dari soal proses produksi sampai mitologi Indonesia.
“Ini film paling seram dan paling bagus yang saya tonton di Lisfe,” kata salah seorang penonton menyampaikan apresiasinya. Kenyataannya,
Jagawana memang salah satu film terfavorit di Lisfe. Untuk pertama kali, film karya sineas muda Indonesia berhasil lolos seleksi Lisfe.