Jakarta, CNN Indonesia -- Nama label rekaman Universal Music Australia dan anak perusahaannya, Modular Recordings, masuk dalam daftar yang digugat oleh pihak manajemen band asal Australia, Tame Impala, karena diduga menyelewengkan royalti milik band tersebut.
Dikutip dari
The Australian pada Rabu (3/6), BMG mengklaim kalau royalti yang tidak dibayarkan kedua perusahaan rekaman tersebut mencapai nilai US$450.000 (Rp5,9 miliar)
Modular selama ini telah mengedarkan album Tame Impala yang berjudul
Innerspeaker (2010) dan
Lonerism (2012).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Steve Pavlovic, bos Modular Recordings, juga terkena tuntutan karena telah menyepelekan perjanjian hak dan kewajiban pembayaran royalti Tame Impala.
Pihak Universal Music Australia mengatakan kalau gugatan BMG mengenai penyelewengan royalti Tame Impala kepada mereka salah alamat, karena Modular yang semestinya bertanggung jawab.
Kasus penyelewengan royalti Tame Impala ini masih akan diinvetigasi dan akan dilanjutkan ke persidangan di New York pada tahun depan.
Selain Tame Impala, Modular juga pernah mengedarkan karya Cut Copy, Wolfmother dan Pond.
Melanjutkan album
Innerspeaker dan
Lonerism, Tame Impala yang terbentuk pada 2007 akan segera merilis album baru yang bertajuk
Currents pada 17 Juli 2015.
Video musik salah satu lagu di album baru yang berjudul
Cause I'm a Man sudah tayang di situs Youtube dan berformat 3D.
Kepada
NME, salah satu personel Tame Impala, Kevin Parker, mengatakan kalau album terbaru mereka akan banyak bernuansa dansa.
"Saya ingin membuat musik yang biasa terdengar di klub. Saya rasa selama ini musik-musik Tame Impala jarang ada yang membuat orang berdansa," kata Parker.
[Gambas:Youtube] (ard/ard)