Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan film sudah dibintangi Reza Rahadian. Berbagai karakter dijajalnya. Ia bahkan pernah memenangi Piala Citra, penghargaan bergengsi di bidang perfilman. Namun itu semua masih di ranah lokal. Kini waktunya Reza melangkah ke jenjang lebih tinggi: film internasional.
Proyek baru bintang Habibie & Ainun itu berjudul
Halfworlds. Sebuah serial yang disutradarai Joko Anwar untuk HBO Asia Original. Setelah tiga judul dibuat—
Dead Mine, Serangoon Road, dan Grace—
Halfworlds adalah serial orisinal ke-empat. Bedanya, kali ini berpusat pada Indonesia.
Sutradaranya Indonesia, pemainnya Indonesia, latarnya Indonesia, pengambilan gambar dilakukan di Indonesia, bahkan krunya pun orang Indonesia. Reza termasuk salah satunya. Ia memerankan Tony, seorang genderuwo, salah satu iblis abadi. Bersama pasangannya, Tony "mengumpulkan" darah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari luar, Tony tampak sebagai seseorang yang menyenangkan. Namun ada sesuatu yang gelap dan misterius tentangnya. "Pada dasarnya, Tony adalah karakter yang menyenangkan tapi penuh pemikiran terselubung," kata Reza menerangkan, di tengah syuting
Halfworlds di Batam, Kepulauan Riau, kemarin (9/6).
Ia mengaku menyukai karakternya, meski jauh berbeda dari karakter-karakter sebelumnya. Sebab, itu belum pernah ia mainkan. "Saya tidak pernah keberatan selama suka karakternya. Justru keuntungan karena punya kesempatan memainkan tokoh yang berbeda, enggak selalu
good guy," ujarnya.
Reza mengaku telah jatuh cinta pada skenarionya sejak pandangan pertama. Cerita Halfworlds secara keseluruhan pun menarik. Belum pernah ada sebelumnya. Kisahnya pun didasarkan pada mitos Indonesia.
"Kita punya mitologi tentang dunia perhantuan. Ini orisinal dan organik. Joko membuat yang menarik dan berbeda," kata Reza. Bahkan ia berani mengklaim cerita itu belum pernah diproduksi siapa pun. Menurutnya, itu bisa jadi salah satu kekuatan Indonesia untuk jadi Hollywood kecil di Asia.
Asia, terutama Asia Tenggara, menurut Reza punya latar belakang historis tersendiri tentang hal magis atau gaib. "Itu kekayaan yang kita punya dan mereka (Barat) tidak. Jika itu dikerjakan dengan standar mereka, akan sangat bagus. Kita enggak menyontek, melainkan membuat karya kita sendiri," katanya.
Ia melanjutkan, "Mereka bisa bikin yang bagus karena bujet ekstra dan sebagainya. Tapi kita di sini menyatukan artis regional dan mencari koneksi antara mereka."
Reza pun bangga menjadi salah satu wakil Indonesia, Hollywood mini itu. Ia membintangi Halfworlds bersama Arifin Putra, Tara Basro, Alex Abbad, Hannah al Rashid, Aimee Saras, Salvita Decorte, dan Ario Bayu. "Ini harus bagus," katanya bertekad.
Reza tak ingin membuat malu. Sedikit beban ia rasakan karena harus berdialog bahasa Inggris secara lancar sekaligus memunculkan kesan yang keren. "Saya juga ingin membuat orang tahu, Indonesia punya aktor serius, dan saya akan buktikan etos kerja serius itu," ucapnya yakin.
Bintang Emak Ingin Naik Haji itu merasa dirinya menjadi duta Indonesia perihal film. Saat bertemu dengan bintang lain seperti Bront Palarae dari Malaysia, mereka bertukar pembahasan soal film lokal. "Kami seperti ambasador, tapi kami enggak bilang 'kamu Indonesia' atau 'kamu Malaysia,'" ia melanjutkan. Diakui Reza, mengemban beban itu tidak ringan. Ia sendiri mengaku sangat grogi saat melakukan audisi terbatas dengan pihak HBO, Infinite Studio, dan Joko Anwar beberapa waktu lalu di kawasan Dharmawangsa, Jakarta. Itu audisi serius pertama yang ditemuinya.
Meski didekati secara personal oleh Joko, Reza tetap harus menjalani audisi itu bersama aktor-aktor lain. "Audisinya ketat banget dan yang di-casting banyak, jarak waktunya per jam. Itu audisi tertutup," cerita Reza.
Ia terus berpikir bagaimana dirinya tidak membuat malu orang Indonesia. Karena itu, ia sempat merasa tidak percara diri. Apalagi ia tak kenal pihak-pihak berwenang di sana. "Hari pertama, menit ke-15 saya sempat, 'Sorry I'm bit nervous.' Untung ada Joko, dia bilang, 'Santai, Rez.' Tapi tetap ada embel-embelnya, 'Jangan bikin malu,'" tutur Reza lalu tertawa.
Beruntung, berkat kemampuan aktingnya Reza mendapatkan peran itu. Baginya, itu merupakan sebuah penghargaan atau pengakuan baru. Reza enggan menyebutnya sebagai "go international." Menurutnya, itu hanya bagian dari proses karier.
"Saya selalu melakukan yang terbaik. Kalau setelah ini tiba-tiba ditawari skala internasional, itu hasil pekerjaan. Itu hasil dari proses runtutan pelan-pelan dari Indonesia, Brunei Darussalaam, kemudian ini lebih luas, Asia," ujarnya. Ia menegaskan, bangga sebagai perwakilan Indonesia dan akan membuat bangga Asia.