Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan publisis mendiang musisi wanita Amy Winehouse, Darcus Beese, mengatakan kalau film dokumenter baru tentang Amy yang berjudul
Amy: The Girl Behind The Name seharusnya dapat membuat malu orang yang membunuh Amy.
Beese, yang saat itu menjabat sebagai bos di perusahaan rekaman Islan Records, mengatakan kepada Billboard pada Jumat (26/6), kalau dalam film
Amy: The Girl Behind The Name jelas terlihat kalau Amy disiksa oleh pemberitaan media.
"Amy menderita. Ia dipuja dan dihina. Mereka telah membunuh Amy. Film ini membuka mata kita semua. Saya juga tidak tahu kalau saya mengorbitkan seorang bintang yang rapuh," kata Darcus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semoga mereka melihat wajah mereka di film ini dan mereka merasa malu," kata Darcus.
Musisi Mark Ronson, juga berbicara mengenai sejarahnya dengan Amy, termasuk saat mereka melakukan proses rekaman bersama.
Memuja Amy, Mark mengatakan kalau Amy bagaikan Mozart.
"Kita pernah punya Mozart yang baru. Ia mampu melakukan semuanya. Ia adalah satu-satunya orang yang bisa melakukan hal tersebut," ujar Mark.
Winehouse meninggal dunia pada Juli 2011 di umurnya yang ke-27 tahun. Film Amy yang disutradarai oleh pemenang penghargaan BAFTA, Asif Kapadia, telah ditayangkan perdana di festival musik Glastonbury akhir pekan lalu.
Film dokumenter Amy akan ditayangkan di layar lebar pada 3 Juli.
Ayah Amy, Mitch Winehouse, sebelumnya mengatakan kalau film dokumenter Amy menceritakan cerita yang tidak tepat.
Mitch juga merasa kalau film Amy melalui banyak proses wawancara dan editing yang tidak pas.
Menanggapi kritik sang ayah, Asif mengakui tidak ambil pusing.
"Ini adalah film tentang Amy dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Saya tahu kalau pasti ada orang yang tidak setuju dengan film ini," kata Asif.
"Mengapa saya harus membuat mereka bercerita di film ini? Saya saja tidak tahu ceritanya, kalau tidak diceritakan mereka," ujar Asif.
(ard/utw)