Jakarta, CNN Indonesia -- Melalui akun
Facebook resminya, baru-baru ini, musisi gaek Neil Young menyatakan tak akan menjual musiknya lewat jasa
streaming.
Di kolom statusnya, Young menulis, "Berakhir sudah
streaming bagi (musik) saya," dan berharap para penggemar memahami pilihannya.
"Saya tidak ingin nilai musik saya berkurang karena disiarkan dalam bentuk terburuk di sejarah penyiaran atau format distribusi," ujar Young.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya merasa tidak nyaman membiarkan (format) ini dijual kepada penggemar saya. Hal ini berdampak buruk bagi musik saya," imbuh Young.
Musisi yang namanya ditorehkan di Rock n' Roll Hall of Fame ini sudah lama mengeluhkan kualitas musik digital. Sejak Oktober 2014, Young mengembangkan pemutar musik portabel bernama Pono. Pono ditargetkan untuk memainkan
file musik yang berkualitas lebih tinggi dari MP3.
Menurut Young, keputusan ini diambil bukan semata demi uang. Walau Young juga mengakui keuntungannya berkurang secara drastis karena bisnis yang buruk tanpa sepengetahuannya.
Terang-terangan mengkritik, tapi Young tak menutup kemungkinan suatu kali nanti kembali memperdengarkan musiknya lewat jasa
streaming.
"Ketika kualitas (format digital)-nya sudah membaik, saya akan menimbang kembali. Jangan pernah katakan tidak akan pernah," tulis Young.
Kritik dari Young merupakan pukulan terbaru bagi penyedia jasa
streaming musik, Spotify contohnya. Spotify dihujani kritik dari musisi dalam katalog mereka karena hanya menerima keuntungan yang "kurus" dari Spotify.
Penyanyi dengan penjualan album jempolan, Taylor Swift, bahkan menarik total semua albumnya dari Spotify, pada November 2014. Swift beralasan, bisnis dengan Spotify mengerdilkan penjualan albumnya secara umum.
Namun begitu Apple Music diluncurkan, pada Juni, dan mengatakan bahwa akan tetap membayar royalti walau masih dalam tahap percobaan, album
1989 milik Swift langsung tersedia.
(vga/vga)