Jakarta, CNN Indonesia -- Film
Fantastic Four (2015) yang diberitakan langsung terjun bebas penjualannya di beberapa negara termasuk Amerika Serikat dalam pekan pertama peluncuran mungkin membuat kita berpikir ulang untuk menontonnya. Layakkah?
Jangan khawatir, karena data penjualan di Inggris, film ini penjualannya malah langsung meroket ke peringkat pertama. Memang ada kalanya data angka bisa menjadi panduan kita untuk melihat kualitas suatu produk. Tapi begitu bicara tentang sebuah karya, tentu itu bukan jadi satu-satunya ukuran.
Bagi mereka yang dibesarkan dengan cerita-cerita
superhero Marvel tentu ingin tahu bagaimana petualangan baru Reed Richards, Ben Grimm, Susan Storm dan Johnny Storm dikemas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika Anda pernah jatuh cinta pada film
Fantastic Four produksi 10 tahun lalu versi Ioan Gruffud, Jessica Alba, Chris Evans dan Michael Chicklis Anda mungkin juga akan menyukai
Fantastic Four versi baru ini.
Tapi tentu saja menyukai dengan cara yang berbeda. Karena jika berharap apa saja persamaan kisah versi 2005 dan 2015, jawabnya sangatlah tipis. Mulai dari alur cerita hingga penggunaan teknologi tinggi untuk menciptakan aksi-aksi menakjubkan.
Jika di versi 2005 dikisahkan para
superhero mendapatkan kekuatan karena terkena radiasi kosmik saat menjelajah ruang angkasa, di versi 2015 yang terjadi lebih rumit lagi.
Meski usia para
superhero di versi 2015 digambarkan lebih muda, namun alur ceritanya terasa lebih terpilin-pilin dan kompleks. Bahkan kepergian para
superhero hingga akhirnya terjadi kecelakaan juga disebabkan sebuah pertanyaan dan gugatan yang sangat ruwet.
Victor van Doom bertanya kepada Reed Richards, ketika Neil Amstrong dan Buzz Aldrin dikatakan sampai ke bulan tak pernah ada yang tahu siapa orang di balik pembuatan pesawat mereka. Orang selalu mengelu-elukan mereka yang katanya berhasil menjejakkan kaki di luar angkasa. Tapi siapa sebenarnya desainer Apollo 11?
Atas pertanyaan itu mereka mencoba menerka-nerka jika hal itu terjadi pada mereka, apa yang akan mereka lakukan? Mengapa tidak mereka sendiri saja yang melakukan penjelajahan dengan "pesawat" hasil karya mereka.
Kepergian mereka ke planet Zero yang dianggap sebagai semesta yang paralel dengan Bumi tadinya lancar-lancar saja, hingga von Doom dengan segala ambisi dan kedengkiannya mencoba terlibat dengan semacam energi di dunia paralel itu.
Sebenarnya cuma sampai situ saja perbedaan film Fantastic Four versi 2015 ini dengan versi 2005. Selebihnya mungkin lebih baik disaksikan sendiri kejutan-kejutannya.
Beberapa hal menarik yang perlu dicatat tentang film ini adalah penampilan sempurna The Thing. Baru kali ini peran superhero bertubuh bebatuan itu dibuat dengan
computer generated imaginery (CGI).
Karena bahkan Michael Chiklis saja terpaksa menggunakan pakaian dobel yang pasti tak nyaman. Uniknya justru The Thing versi baru jadi lebih terlihat alami sekaligus sangar.
(utw/utw)