Dash Berlin, dari Ladang Stroberi ke Lantai Dansa

Vega Probo | CNN Indonesia
Senin, 24 Agu 2015 06:41 WIB
“Asal tahu saja, pekerjaan pertama saya adalah pemetik stroberi," kata DJ asal Belanda bernama asli Jeffrey Sutorius ini.
Dash Berlin (CNNIndonesia/Vega Probo)
Jakarta, CNN Indonesia -- “Menakjubkan.” Demikian dilontarkan Dash Berlin kala awak media meminta sang DJ untuk menggambarkan perjalanan kariernya dalam satu kata, saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, baru-baru ini.

“Menakjubkan—incredible, karena kita tidak pernah bisa memprediksi masa depan,” kata pria Belanda bernama asli Jeffrey Sutorius. “Asal tahu saja, pekerjaan pertama saya adalah pemetik stroberi.”

Selepas ladang stroberi, Dash Berlin beralih menjadi pegawai toko roti, lalu berikutnya supermarket. Sampai di sini, ia tak lantas menjadi DJ, karena cita-cita awalnya adalah menjadi
arkeolog.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Itu benar-benar pekerjaan yang berbeda. Tapi saya sendiri tak pernah membayangkan bakal menjadi arkeolog, karena di sisi lain, saya juga memiliki renjana di musik, katanya. “Sejak kecil, saya suka musik electronic.”

Mengaku sangat menyukai musik dan merasa nyaman menggarap musik, namun semasa muda, Dash Berlin tak pernah menyangka kelak bakal menjadi DJ yang memanaskan lantai dansa yang dijejali ribuan orang di manca negara.

“Kadang saya merasa semua ini seperti mimpi. Menakjubkan,” katanya sembari tersenyum. Bila kemudian pilihan kariernya jatuh ke ranah musik, bukan bidang arkeolog atau olahraga, itu juga ada alasannya tersendiri.

“Sebetulnya, saya juga sempat menekuni sepak bola, tapi tak sampai level profesional,” ia mengaku. “Sebab untuk menjadi pesepak bola profesional, kamu harus mengorbankan banyak hal, termasuk kehidupan sosial.”

Dash Berlin mengaku tak sanggup melakoni latihan sepak bola yang terbilang berat, enam kali seminggu. Kesibukan ini membuatnya berjarak dengan kehidupan sosial, sementara ia masih ingin bertemu keluarga dan teman-temannya.

“Musik memberikan saya kebebasan,” kata Dash Berlin. Karena itu, ia memantapkan kariernya sebagai DJ. “Saya senang dengan pekerjaan sekarang. Saya bisa bertemu orang-orang baru, budaya baru, dan masih punya waktu untuk kehidupan sosial.

Soal nama beken Dash Berlin diakuinya berasal dari Festival Musik Love Parade yang sangat terkenal di Berlin, Jerman. “Saya ke sana era 1999-2000. Banyak orang Eropa berdatangan ke acara yang sudah menjadi tradisi di Berlin ini.”

Lebih jauh Dash Berlin mengisahkan tentang acara rutin yang digelar di ruang terbuka dan dijejali jutaan orang ini. DJ beraksi di satu sudut dan membikin suara bising ke segala penjuru, mengajak jutaan orang berpesta bersama.

Dash Berlin sendiri siap beraksi di “pesta ajeb-ajeb” Invasion, Electric Dance Festival, pada 26 September 2015, di Hall A JIExpo Kemayoran, Jakarta. Penyanyi Syahrini merupakan salah satu investor acara yang dipromotori Euphorics ini. (vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER