Deddy Sutomo, Jenderal Soedirman versi Zaman Soeharto

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Selasa, 25 Agu 2015 14:55 WIB
Sebelum Viva Westi memfilmkan Jenderal Soedirman dengan Adipati Dolken sebagai bintangnya, aktor senior Deddy Sutomo lebih dulu memerankannya, pada 1979.
Deddy Sutomo (CNNIndonesia Free Watermark/Dok. MVP Pictures)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wajah sendu Adipati Dolken saat memerankan murid KH Hasyim Asyari dalam film Sang Kiai, berubah garang saat menjadi Jenderal Soedirman dalam film terbarunya. Adipati, yang selama ini identik dengan karakter drama berkat aktingnya sebagai Keenan dalam Perahu Kertas, kini memerankan seorang pahlawan nasional.

Adipati adalah versi baru Jenderal Soedirman, film biopik garapan Viva Westi yang rencananya tayang 27 Agustus 2015. Bisa dibilang ini film pertama tentang sang jenderal. Sebelumnya film biopik tokoh nasional hanya berkisar antara Bapak Bangsa, Soekarno-Hatta. Atau, sosok presiden seperti BJ Habibie dan Joko Widodo.

Namun pada 1979, Jenderal Soedirman pernah muncul dalam film Janur Kuning. Film itu lebih menceritakan tentang serangan umum 1 Maret yang saat itu dipimpin Letkol Soeharto. Hanya saja, film garapan Alam Rengga Surawidjaja itu lebih berpusat ke Soeharto, bukan Soedirman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam Janur Kuning, Jenderal Soedirman diperankan oleh Deddy Sutomo. Aktor kelahiran Jakarta, 26 Juni 1941 itu bukan sekadar bintang film. Mengutip situs resmi Taman Ismail Marzuki, ia juga getol di teater. Deddy mendirikan Teater Akbar bersama GM Sudharta,

Di Yogyakarta, tempat ia belajar teater peran aktifnya pun sangat terasa. Ia membentuk Studi Grup Teater Yogya, pada 1961. Rupanya itu merupakan cikal bakal Bengkel Teater yang digagas WS Rendra dan Arifin C. Noer. Dari situlah kemudian Deddy merambah Ibu Kota.

Drama televisi yang ia mainkan beragam. Perannya pun macam-macam. Mulai dari pendekar, penjahat, pembunuh, sampai santri. Jenderal Soedirman termasuk salah satu perannya yang penting. Beberapa film lainnya seperti Awan Djingga (1970), Panji Tengkorak (1971), Atheis (1974), Laila Majenun (1975), dan Buaya Putih (1982). Ia juga memainkan beberapa sinetron.

Tak sekadar berakting, Deddy juga mencoba peruntungan bisnis serta politik. Ia pernah menduduki Majelis Perimbangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan jadi anggota DPR RI. Deddy pun pernah duduk dalam kepengurusan Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI).

Deddy sampai kini masih aktif berakting. Film terbarunya adalah Mencari Hilal, yang tayang pertengahan Juli, berdekatan Lebaran lalu. Sayang, film itu tidak mencetak banyak penonton. Deddy tidak lagi dilibatkan dalam film Jenderal Soedirman kali ini. Karakter sang jenderal dibebankan ke pundak Adipati.

(rsa/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER