'Gila Jiwa': Lima Genre, Lima Sutradara, Satu Cerita

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Rabu, 16 Sep 2015 08:51 WIB
Ria Irawan menggagas film Gila Jiwa, satu cerita utuh yang berisi lima genre dan digarap lima sutradara berbeda. Ia menggandeng artis-artis muda.
Adegan film Gila Jiwa. (Dok. Firebird Films)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kalau selebriti seperti Julie Perez, Afgansyah Reza, dan Aming tampil berakting di depan kamera, penggemar sudah biasa melihatnya. Tapi jika mereka harus di belakang kamera dan menjadi pengarah gambar, lain lagi ceritanya.

Jupe, Afgan, dan Aming termasuk selebriti muda yang digandeng Ria Irawan untuk menggarap film terbarunya, Gila Jiwa. Itu film yang digagas Ria demi menandai masa berkarya di perfilman Indonesia, yang sudah mencapai tahun ke-40.

Mulanya Gila Jiwa dikonsep secara omnibus. Lima film pendek dengan satu benang merah yang diputar bergantian, digarap oleh sutradara berbeda layaknya Rectoverso atau Dilema. Namun di tengah jalan, film itu berubah konsep.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan keterangan pers yang diterima CNN Indonesia, Selasa (15/9) Gila Jiwa kini menjadi film feature dengan satu cerita utuh, namun dikisahkan melalui lima genre berbeda.

Penonton akan dibuat kenyang dengan lima genre yang digarap masing-masing "ahlinya." Ada drama, komedi, laga, horor, bahkan musikal. Sutradara muda seperti Afgan, Aming, Jupe, Ade Paloh, dan Ria sendiri kebagian satu genre.

"Sejalan dengan waktu, memang film Gila Jiwa mengalami berbagai perubahan. Tapi justru perubahan itu yang membuat film ini jadi lebih menarik," kata Faransyah Agung Jaya, Eksekutif Produser Gila Jiwa, dalam keterangan persnya.

Bukan hanya sutradaranya yang kondang, film Gila Jiwa pun bertabur bintang. Joshua Suherman, Tya Arifin, Dea Annisa, Fauzi Baadila, Ayu Shita, Aime Saras, Mongol, Agus Kuncoro, Lukman Sardi, Tio Pakusadewo, Ray Sahetapy, Vicky Burki, Andre Hehanusa, sampai Ade Irawan dan Trio Macan ikut membanjiri produksi Firebird Films itu.

Meski melibatkan aktor dan aktris senior, Gila Jiwa sebenarnya bisa dibilang film remaja. Namun, ia tak seperti film remaja kebanyakan. Keempat remaja disatukan hasrat bikin film.

Ceritanya Omo, remaja yang ingin menjadi aktor sekaligus produser. Ada pula Alex, ingin menjadi sineas andal dengan cerita anti-mainstream. Ruben yakin film adalah kebebasan ekspresi. Sementara Dea, setiap menulis cerita film harus diawali dan diakhiri percintaan.

"Kami berharap film ini bisa memberi warna berbeda terhadap perkembangan film dalam negeri," kata Risye Faransyah, Asisten Eksekutif Produser. Setelah proses panjang, kini Gila Jiwa sudah memasuki masa pascaproduksi dan menunggu waktu tayang. (rsa/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER