Film Nabi Muhammad Dijagokan Iran ke Oscar
Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Selasa, 29 Sep 2015 06:08 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa bulan lagi, film-film Hollywood dan perwakilan beberapa negara siap bertarung dalam ajang penghargaan paling prestisius: Academy Awards alias Oscar. Iran sudah mengusung salah satu film unggulannya.
Diberitakan Variety, film Muhammad: The Messenger of God dipilih sebagai kandidat yang mewakili Iran untuk film berbahasa asing dalam ajang Academy Awards. Film itu memecahkan rekor yang termahal yang pernah dibuat Iran.
Bulan lalu Reuters memberitakan, Muhammad: The Messenger of God dibuat dengan bujet sekitar US$40 juta atau setara dengan Rp588 miliar. Film prestisius yang disponsori negara itu digarap oleh sutradara kenamaan Majid Majidi.
Itu merupakan film tentang kisah hidup Nabi Muhammad, atau Rasul Allah bagi umat Muslim.
"Saya membuat film ini untuk memerangi gelombang baru Islamofobia di dunia Barat. Interpretasi Barat atas Islam adalah penuh kejahatan dan terorisme," ujar Majidi saat diwawancara majalah konservatif di Iran.
Film berdurasi 171 menit itu dijagokan bukan hanya karena biaya produksinya tinggi. Ia juga didukung beberapa pemenang Oscar, seperti pengarah fotografi terbaik Vittorio Storaro dan komposer terbaik dari India, A.R. Rahman.
Meski begitu, film yang fokus pada masa kecil Muhammad itu juga dirundung kontroversi. Kelompok Muslim di India marah karena film itu dianggap menentang syariat Islam. Kelompok Sunni di Iran sendiri pun menentangnya.
"Masalahnya sudah jelas. Syariah melarang mewujdkan Nabi," ujar Profesor Abdel Fattah Alawari, dekan Fakultas Teologi Islam di Al-Azhar. Padahal film itu tidak memperlihatkan wajah Muhammad. Sekali waktu ia diperlihatkan sebatas bayangan. Waktu yang lain lagi kamera digunakan sebagai "mata" dan sudut pandangnya.
Saat ini film yang baru tayang perdana di Montreal Film Festival pada 27 Agustus lalu itu masih diputar di sekitar 320 layar di Iran. Dilaporkan, ia sudah meraup sekitar 70 miliar Rial Iran atau sekitar Rp34 miliar.
Iran sudah punya riwayat di Oscar. Film yang di-scoring oleh Majidi menembus nominasi film berbahasa asing di Oscar pada 1998, berjudul Children of Heaven. Iran memenangi film berbahasa asing terbaik di Oscar pada 2012, lewat A Separation oleh Asghar Farhadi. (rsa/vga)
Diberitakan Variety, film Muhammad: The Messenger of God dipilih sebagai kandidat yang mewakili Iran untuk film berbahasa asing dalam ajang Academy Awards. Film itu memecahkan rekor yang termahal yang pernah dibuat Iran.
Bulan lalu Reuters memberitakan, Muhammad: The Messenger of God dibuat dengan bujet sekitar US$40 juta atau setara dengan Rp588 miliar. Film prestisius yang disponsori negara itu digarap oleh sutradara kenamaan Majid Majidi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya membuat film ini untuk memerangi gelombang baru Islamofobia di dunia Barat. Interpretasi Barat atas Islam adalah penuh kejahatan dan terorisme," ujar Majidi saat diwawancara majalah konservatif di Iran.
Meski begitu, film yang fokus pada masa kecil Muhammad itu juga dirundung kontroversi. Kelompok Muslim di India marah karena film itu dianggap menentang syariat Islam. Kelompok Sunni di Iran sendiri pun menentangnya.
"Masalahnya sudah jelas. Syariah melarang mewujdkan Nabi," ujar Profesor Abdel Fattah Alawari, dekan Fakultas Teologi Islam di Al-Azhar. Padahal film itu tidak memperlihatkan wajah Muhammad. Sekali waktu ia diperlihatkan sebatas bayangan. Waktu yang lain lagi kamera digunakan sebagai "mata" dan sudut pandangnya.
Saat ini film yang baru tayang perdana di Montreal Film Festival pada 27 Agustus lalu itu masih diputar di sekitar 320 layar di Iran. Dilaporkan, ia sudah meraup sekitar 70 miliar Rial Iran atau sekitar Rp34 miliar.
Iran sudah punya riwayat di Oscar. Film yang di-scoring oleh Majidi menembus nominasi film berbahasa asing di Oscar pada 1998, berjudul Children of Heaven. Iran memenangi film berbahasa asing terbaik di Oscar pada 2012, lewat A Separation oleh Asghar Farhadi. (rsa/vga)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK