Jakarta, CNN Indonesia -- Tak ada istilah pensiun, apalagi berpangku tangan, bagi Sting. Terbukti musisi asal Inggris, yang pada hari ini (2/10) meniti usia baru 64 tahun, masih aktif berkegiatan ini itu.
Sepekan lalu (26/9), Sting tampil bersama penyanyi rap Common di Global Citizen Festival di New York, AS, menyanyikan lagu andalan The Police,
Every Breath You Take dan
One World (Not Three).Tak sekadar aktif berkonser, Sting juga rajin berkegiatan sosial. Dengan lantang, ia mengampanyekan aksi penyelamatan Bumi dari pemanasan global, jejak karbon, kemiskinan sampai pembabatan hutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jangan jadi generasi penonton yang tak bisa berbuat apa-apa,” kata Sting sebagaimana dikutip Music Times. Untuk itu, ia selalu mengajak penggemar dan penonton aktif berkegiatan sosial.
Dilansir laman The Guardian, pemilik nama asli Gordon Matthew Thomas Sumner CBE ini pernah berencana pensiun dini saat usianya baru 36 tahun, pada 1987.
“Saya tak ingin selamanya menjadi bintang pop,” kata peraih 16 Grammy Awards yang menjual lebih dari 100 juta album, kala itu. “Saya ingin menjadi psikolog Jungian antara usia 40 dan 50.”
Ternyata, sampai sekarang penulis segudang lagu beken seperti
Roxanne, Message in a Bottle, Englishman in New York, ini tetap aktif bermusik dan berkegiatan sosial.
“Ya, inilah saya,” kata Sting. “Saya masih melakukan pekerjaan yang sama, tapi saya senang-senang saja.” Ia melakukan banyak kegiatan, karena memiliki keleluasaan untuk itu.
“Kesuksesan pada masa lalu meleluasakan saya untuk melakukan banyak hal,” kata Sting sembari memastikan pihak label rekaman tak akan menolak apa pun ide musikal yang ia lontarkan.
Sting mencontohkan, jika suatu kali ia ingin meramu musik "nyeleneh" khas abad ke-16 menggunakan instrumen musik
lute, ia yakin “pihak label rekaman pasti mengiyakan.”
“Saya tak pernah disetir label rekaman,” ia mengungkapkan. Sebaliknya, segala ide liar Sting selalu diterima label rekaman. “Agaknya mereka paham keliaran saya.”
Tak heran bila musik Sting terdengar beragam, sulit dikategorikan dalam
genre tertentu. Dengar saja
Dessert Rose yang bernuansa Negeri 1001 Malam dan
Shape of My Heart yang sedikit Latin.
Sting dianggap terlalu cerdas sebagai musisi. Gagasannya selalu selangkah lebih maju. Hebatnya lagi, ia bisa bernyanyi sambil bermain bass dan instrumen musik lain, juga menulis lagu.
[Gambas:Youtube]
Karya-karyanya selalu laris dan segar. Pada 2014 lalu, ia merilis karya musikal
The Last Ship, yang beroleh nominasi Tony Award 2015 kategori Best Score and Best Orchestrations.
“Saya senang bila karya saya menjadi
hit,” Sting mengakui sebagaimana dikutip The Guardian. “Hal itu merefleksikan diri saya sebagai pria di atas usia 60 tahun.”
Sting menganggap popularitas, ego dan uang bisa menyesatkan. Lebih penting baginya untuk berhenti komplain dan selalu bersyukur sudah beroleh kehidupan yang luar biasa.
“Belakangan ini, kebanyakan orang berkata, ‘Saya ingin jadi terkenal.’ Bukannya ‘Saya ingin jadi musisi.’ ‘Saya ingin jadi aktor.’ Hati-hati, jangan sembarangan berharap sesuatu.”
Sting sendiri dikenal sebagai musisi, juga aktor. Ia melakoni segala pekerjaan dengan sungguh-sungguh. Ia pun menasehati anak-anaknya agar serius bekerja, bukan semata mengejar materi dan popularitas.
“Saya tak bisa membayangkan kehidupan tanpa pekerjaan,” kata Sting sebagaimana dikutip The Guardian. “Keadaan menganggur membuat saya takut. Saya menikmati dan mencandu kerja.”
(vga/vga)