Lukman Sardi: Apresiasi Masyarakat adalah Segalanya

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2015 07:41 WIB
Bagi sang aktor dan sineas, apresiasi masyarakat, sekalipun tak secara harafiah berbentuk piala, jauh lebih mengena dan di atas segalanya.
Lukman Sardi (Detikcom Fotografer/Agung Pambudhy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi sebagian orang, mendapatkan penghargaan berwujud piala sebagai ganjaran atas upaya mereka, merupakan hal penting. Namun tidak demikian halnya bagi Lukman Sardi.

Sineas dan aktor Indonesia itu menganggap, apresiasi masyarakat terhadap karya yang ia buat, sekalipun tak secara harafiah berbentuk piala, jauh lebih mengena dan di atas segala-galanya.

"Karya saya diapresiasi masyarakat luas, itu saja," ujar Lukman ketika menghadiri jumpa pers di Jakarta, kemarin (19/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, mendapatkan piala untuk sesuatu yang ia kerjakan adalah bonus. Namun kepuasannya tidak dapat diukur hanya sebatas penganugerahan penghargaan saja.

Mengutip pernyataannya, jika masyarakat dapat menikmati film-film yang ia garap, hal itu dapat dibilang sebagai pencapaian yang luar biasa.

"Ya saya melihat award itu sebagai bonus saja, bukan tujuan utama. Tujuan utama saya adalah dapat melihat masyarakat menikmati karya saya," Lukman menambahkan. "Hal itu adalah hal terpenting buat saya."

Bahkan Lukman mengaku pernah berterus terang kepada istrinya, Pricilia Pulunggono, bahwa ia tidak memiliki warisan apa pun untuk anak dan cucunya kelak, selain karya-karyanya.

"Saya tidak punya harta warisan apa-apa untuk anak dan cucu saya, tapi harta warisan saya buat mereka adalah karya-karya saya," Lukman menegaskan.

Putra violis legedaris Idris Sardi menginginkan suatu saat, karya-karyanya menjadi kebanggaan anak dan cucunya di masa depan.

"Suatu saat nanti, saya sudah tidak ada," Lukman mengandaikan, "saya ingin anak dan cucu saya bangga ketika melihat karya-karya kakeknya."

Sama seperti apa yang Lukman alami sekarang, ia sangat bangga dengan apa yang dibuat oleh ayahnya, Idris Sardi (almarhum).

Idris sendiri adalah pemain biola andal yang beberapa kali meraih penghargaan sebagai komponis dan ilustrator musik untuk film seperti Pengantin Remaja (1971), Perkawinan (1973), Cinta Pertama (1974) dan Doea Tanda Mata (1985).

Semasa kecil, Indris sempat dijuluki si anak ajaib, karena sudah piawai memainkan alat musik gesek sejak berusia sepuluh tahun.

"Jadi tujuan utama saya bukan award dan piala, melainkan karya saya dapat dinikmati dan diapresiasi masyarakat luas." (vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER