Jakarta, CNN Indonesia -- “Seperti siswa baru di sebuah SMA yang langsung ditunjuk sebagai Ketua OSIS.” Demikian gambaran tentang Joko Widodo yang diberikan komika, penulis buku, pemandu acara, dan penyanyi hip hop Pandji Pragiwaksono saat dihubungi CNN Indonesia, kemarin (19/10).
Menurut Pandji, “kegamangan” yang kerap ditunjukkan Joko Widodo atau lebih dikenal dengan nama Jokowi, selama setahun belakangan ini memimpin Indonesia, semakin menegaskan kelemahan sebagai pemimpin yang tak memahami kultur atau cara kerja di level eksekutif.
“Tapi sebagaimana
rookie—anak baru di lapangan olahraga—Jokowi membawa harapan baru,” kata Pandji. Masa kerja yang masih terbilang singkat, satu tahun, belum cukup untuk menilai baik buruk atau sukses gagal yang ditempuh Jokowi. “Lebih baik menilai dia setelah lima tahun menjabat.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak sedikit pihak yang menilai Jokowi belum berhasil mewujudkan program pemerintahannya secara utuh, setahun belakangan ini. Namun Pandji justru memuji beberapa langkah yang dilakukan sang pemimpin negeri dalam kurun awal, 100 hari kerja.
“Keputusannya mencabut subsidi BBM itu bagus dan berani,” kata Pandji. “Belum pernah ada presiden yang berani membuat keputusan yang tidak populer ini.” Selain itu, ia juga memuji ide Jokowi mengoperasikan tol laut.
Pandji pun memberikan salut untuk kinerja beberapa menteri pilihan Jokowi, seperti Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Mereka dinilai berani membuat perubahan krusial bagi Indonesia.
Pandji menilai, dampak perubahan krusial, seperti pembatalan Kurikulum 2013, memang tidak bisa dilihat secara langsung pada saat ini, melainkan pada tahun-tahun mendatang. Hal ini yang kadang tak dipahami sebagian orang.
Namun Pandji menyesalkan tindakan ceroboh Jokowi kala menandatangani suatu dokumen penting tanpa mencermati isinya. “Seharusnya presiden tidak melakukan kesalahan sefatal itu,” kata Pandji seraya menyebut Jokowi tak ubahnya
rookie mistake.
Saat disinggung soal Nawa Cita, sembilan cita-cita yang berusaha diwujudkan Jokowi bersama jajarannya, Pandji menilai akar dari segala cita-cita adalah pendidikan. Kemajuan dan keberlangsungan suatu negeri tak terlepas dari hasil pendidikan.
Kampanye Revolusi Mental yang pernah digembar-gemborkan Jokowi, menurut Pandji, harus terealisir dalam keseharian, termasuk via tayangan televisi yang jelas-jelas berdampak lebih besar ketimbang media lain.
“Maka penting untuk memiliki
mindset pendidikan, menyiapkan bekal untuk masa depan,” Pandji menegaskan. Elemen pendidikan itu, menurut Pandji, termasuk tayangan televisi, yang sehari-hari dikonsumsi masyarakat.
(vga/vga)