Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah empat dekade bungkam, akhirnya personel Rolling Stones, Keith Richard, mengungkapkan kematian putra kesayangan, Tara Jo Jo Gunne, di Paris, Perancis, pada 1976. Padahal Tara baru dua bulan menyapa dunia.
Musisi gaek yang akrab disapa dengan nama lain Keef ini menyebut si bayi Tara sebagai pahlawan yang berjasa menyelamatkan jiwanya. Tara terkena sindrom meninggal mendadak atau
sudden infant death syndrome (SIDS).
“Kejadian ini membuat saya sangat terpukul, apalagi saya mendapat kabar duka via telepon dari Paris, sementara saya berada di Jenewa,” kata Keef kepada BBC sebagaimana dikutip Ultimate Guitar, kemarin (28/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Batin Keef berkecamuk. “Saya bakal gila kecuali saya tampil di pertunjukan malam ini,” katanya. “Mungkin ini bagian dari
self-preservation, perlindungan diri saya.”
Dikisahkan Keef, situasi kala itu membuat dirinya benar-benar kalut. Ia bersikeras tampil di atas panggung, barulah setelah pertunjukan berakhir, ia membiarkan dirinya larut dalam duka.
“Sebab jika saat itu saya tidak tampil di atas panggung, saya bakal menembak diri sendiri,” Keef berterus terang. Tara adalah anak Keef bersama model Anita Pallenber.
Urung bunuh diri, Keep menganggap Tara sebagai pahlawan cilik. Bagaimanapun tak mudah berpikir waras saat didera kabar duka, ditinggal buah hati yang masih bayi.
Keef menjalin hubungan dengan Anita antara 1967 hingga 1979, tanpa ikatan pernikahan. Sebelum bersama Keef, Anita juga dekat dengan personel Rolling Stones lain, gitaris Brian Jones.
Belakangan ini, Keef lebih sering berkomentar pedas tentang musisi lain. Ia mengaku menyatakan semua itu secara sadar, bukan lantaran dipengaruhi obat-obatan terlarang.
Keef juga membantah andil obat-obatan terlarang terhadap kreativitasnya. Ia merasa bahwa narkoba tidak memiliki pengaruh atas apa yang ia kerjakan.
Kepada Kirsty Young dari Radio 4's Desert Island Discs, baru-baru ini, Keef mengaku bahwa narkotika adalah hal yang buruk dan merusak jam tidurnya.
"Saya merasa narkoba tidak pernah mempengaruhi kretivitas saya. Hal itu membuat saya tidak tidur semalaman suntuk hanya untuk mencari (narkoba) itu," Keef menceritakan.
"Hal itu harus saya hentikan secepatnya, karena saya menyadari terdapat beberapa eksperimen mengenai hal itu. Beberapa orang bisa mengatasinya, dan beberapa lainnya tidak bisa. Jika narkotika lebih penting daripada musik, maka anda telah kalah dalam pertempuran," dia menambahkan.
Selain itu, Keef mengatakan ada kemungkinan The Rolling Stones akan mengeluarkan album musik lagi. Namun tidak dalam waktu dekat
"Saya mencoba untuk membawa The Rolling Stones ke studio," tuturnya. "Namun mungkin bukan pada tahun ini."
Menurut Keef, bukan mustahil The Rolling Stones akan masuk ke studio setelah menyelesaikan tur Amerika Selatan mereka pada Februari dan Maret 2016.
"Pada April, saya ingin sekali masuk ke studio lagi. Namun saya tahu bagaimana orang-orang (The Rolling Stones) itu, setelah tur, biasanya mereka tidak melakukan apa pun!"
(vga/vga)