Jakarta, CNN Indonesia -- "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."
Sepenggal kutipan dari Pramoedya Ananta Toer di atas tampaknya menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk menulis, begitu pula Ivan Gunawan.
Desainer busana dan selebriti berbadan bongsor itu resmi meluncurkan buku perdananya bertajuk
Aku Berkarya dengan Cinta, di Jakarta, pada Rabu (11/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak ada impian yang tak mungkin terwujud kalau kita mengerjakannya dengan cinta dan kerja keras.Ivan Gunawan |
Ivan membuat buku itu untuk menginspirasi masyarakat, bahwa semua mimpi dapat diraih jika mereka mengerjakannya dengan sungguh-sungguh atas nama cinta.
"Tujuan ditulisnya buku ini untuk menginspirasi banyak orang, bahwa tidak ada impian yang tak mungkin terwujud kalau kita mengerjakannya dengan cinta dan kerja keras," ujar pria berdarah Belanda itu kepada awak pers.
"Itulah yang saya alami, suka dan duka harus kita lalui untuk menjadi bekal dan mencapai awal kesuksesan," tambah Ivan.
Dalam buku setebal 300 halaman itu, Ivan bercerita bagaimana ia merintis karier sejak kecil hingga merasakan nikmat kesuksesan. Ia menegaskan, bukan hal mudah meraih kesuksesan. Harus melalui perjuangan yang membuat dirinya jatuh bangun.
Dengan gaya bahasa yang lugas, ia
curhat tentang banyak hal, dari soal dandanan wanita, narkoba, sampai gaya hidup berfoya-foya. Namun Ivan bisa melewati semua itu berkat dukungan sahabat-sahabat setianya.
Semula, Ivan tak berniat menulis buku tentang perjalanan karier, apalagi baru satu dekade. Namun ia berdalih, tulisannya dapat menjadi "kenangan" ketika kelak ia mangkat.
"Saya ingin meninggalkan sesuatu ketika saya sudah tidak ada lagi di dunia ini," Ivan menceritakan.
"Tidak pernah terpikir di benak saya, bahwa saya akan menyusun sebuah buku. Apalagi buku ini diterbitkan dalam rangka sepuluh tahun saya berkarya di dunia fesyen," ia menjelaskan.
Dalam bukunya, pria yang kerap disapa Madam Igun ini juga bercerita tentang sahabat-sahabat yang memiliki peran besar dalam hidupnya, seperti Titiek Puspa, Camelia Malik, juga Rossa, yang tidak lain adalah mantan kekasih.
Dalam menyelesaikan bukunya itu, Ivan ditemani oleh beberapa penulis. Ia mengaku bahwa dirinya tidak bisa mengungkapkan curahan hatinya ke dalam bentuk tulisan, maka dari itu, ia dibantu oleh kawan-kawan penulis.
"Saya, jujur saja, tidak bisa menulis, maka dari itu, saya meminta kawan-kawan penulis saya yang lihai menerjemahkan
curhatan saya menjadi sebuah buku," tutur pria kelahiran Jakarta, 31 Desember 1981.
Butuh waktu empat bulan bagi Ivan dan tim penulisnya untuk menyelesaikan buku yang dihargai Rp295 ribu itu.
Kisah kegigihan dan kerja keras Ivan selama 10 tahun berkarier di dunia fesyen dan hiburan, ia harapkan dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang bahwa tidak ada yang tidak mungkin kalau dilakukan dengan cinta dan rasa kasih sayang.
"Saya melihat setiap orang memiliki potensinya masing-masing. Saya harap dengan membaca buku ini, mereka menjadi terinspirasi," ucapnya.
Lebih lanjut, Ivan berjanji, jika bukunya itu laku di masyarakat, ia akan menulis seri berikut. Menurutnya, masih banyak yang harus ia bagi dengan para penggemarnya.
"Saya janji, kalau misalkan buku ini laku, saya akan menulis lanjutannya. Masih banyak banget yang bisa saya ceritakan."
(vga/vga)