Jakarta, CNN Indonesia -- Munculnya
A Copy of My Mind sebagai satu dari film yang mendapatkan nominasi Film Terbaik Festival Film Indonesia 2015, sontak menimbulkan ketertarikan akan film ini. Namun, masalahnya, film ini baru akan tayang di bioskop Februari tahun depan.
"Tadinya mau rilis Agustus kemarin, tapi ternyata keterima di Venice, akhirnya minta undur dan baru dapat jadwal Februari tahun depan," kata Joko ketika ditemui di XXI Plaza Indonesia, Senin (16/11).
A Copy of My Mind sebenarnya bukan film yang asing, meski belum beredar di layar lebar Indonesia, film ini sudah beredar di festival-festival besar internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film ini sudah tayang secara world premier di Venice International Film Festival ke-72 September lalu, lalu film ini juga tayang di Toronto Film Festival, serta Busan Internaional Film Festival. Selama tayang di luar negeri, Joko mengaku sambutan terhadap film ini sangatlah hangat.
"Festival film yang besar seperti Venice, Cannes, Berlin, Sundace, dan Toronto itu cuma ingin film yang tayang di mereka film yang
world premier, jadi belum pernah tayang di mana pun termasuk di negara asalnya," kata Joko.
"Kalaupun ditayangkan sekarang, bukan ingin menyama-nyamakan dengan FFI, kami membuat film bukan untuk festival manapun, baik luar maupun dalam negeri, kami hanya ingin membuat film yang bercerita dengan jujur dan beresonansi dengan penonton," lanjutnya.
A Copy of My Mind mendapatkan tujuh nominasi dalam ajang FFI 2015, yaitu Film Terbaik, Penata Musik Terbaik, Penata Suara Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, dan Sutradara Terbaik.
Keberadaan
A Copy of My Mind dalam jajaran film FFI diakui Olga Lidya selaku Ketua Panitia FFI adalah sebagai bentuk apresiasi film berkualitas karya anak negeri yang sudah diakui festival film internasional, meskipun film itu belum beredar di Indonesia.
Terdapat dua film nomine FFI yang belum sempat dinikmati penonton Indonesia, yaitu
A Copy of My Mind dan juga
Siti.A Copy of My Mind mengisahkan kisah romansa sekaligus drama Sari (Tara Basro) dan Alek (Chicco Jerikho). Sari yang berprofesi sebagai karyawan salon harus menghadapi kenyataan berurusan dengan penjahat kelas kakap di tengah panasnya suasana politik jelang pemilihan presiden 2014 lalu. Film ini juga dianggap sebagai kapsul waktu milik Joko Anwar.
"Kapsul waktu karena menggambarkan kejadian yang ada saat itu terjadi, namun semua karakter dalam film ini fiktif, termasuk calon presidennya." kata Joko.
Sedangkan
Siti merupakan kisah perjuangan ibu muda 24 tahun yang merawat keluarga termasuk mertuanya. Ia harus banting tulang sendirian karena suaminya mengalami kecelakaan hingga lumpuh.
Siti mendapatkan penghargaan di Festival Film Internasional Shanghai dan juga Festival Film Internasional Singapura.
(end/utw)