Jakarta, CNN Indonesia -- Ponsel
jadul. Distribusi album musik pun masih “tradisional.” Di tengah kebisingan dunia digital yang berlomba serba canggih, penyanyi asal Inggris, Adele, tetap bergeming.
Sebagaimana adegan di menit-menit awal video musik
single perdana
Hello, terlihat Adele masih menggunakan ponsel flip yang telah lama ditinggalkan pengguna ponsel pintar.
Toh begitu video musik
Hello yang ditayangkan di YouTube sanggup menggaet perhatian penggemar. Terbukti, telah dipirsa lebih dari 421 juta kali sejak dirilis tiga pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video musik lainnya di YouTube,
When We were Young, versi rekaman di Church Studios, tak kalah sakti. Dalam tempo dua hari saja telah dipirsa lebih dari 14 juta kali.
Hari ini (20/11), album terbaru
25 yang antara lain merangkum kedua lagu tersebut telah dirilis secara “tradisional” karena tak tersedia di layanan Spotify ataupun Apple Music.
Menurut sumber pelaku industri musik terkemuka, kemarin (19/11), label rekaman yang memayungi Adele, XL Recording, memang mencegah album musik
25 menyebar di layanan
streaming.
Mengetahui hal ini, Spotify berharap agar Adele dan pihak label rekaman bermurah hati mengizinkan album musik
25 juga disediakan di
platform layanan
streaming musik digital terbesar di dunia itu.
"Kami mencintai dan menghormati Adele, begitu pula 24 juta penggemarnya di Spotify. Kami harap, Adele akan mengizinkan kami memasukan album
25 di Spotify, bersama kedua album Adele lain,
19 dan
21," Spotify menyampaikan pernyataan resmi.
Selain Spotify dan Apple Music, layanan
streaming Amerika Serikat lain, Deezer, pun mengaku tidak akan menyediakan album musik
25 dalam bentuk digital.
"Adele menggunakan kesempatan perilisan album ini untuk meningkatkan jumlah pembelian CD dan download. Jika semua musisi melakukan hal ini, kami tidak akan berkembang dengan pelanggan yang kami punya," kata Tyler Goldman, direktur eksektuif Deezer.
Bukan kali ini saja Adele mencegah album musiknya masuk Spotify. Pada 2011, Adele pun melakukan hal yang sama terhadap album musik
21. Setahun kemudian barulah ia mengizinkan album musik ke-duanya itu dinikmati pengguna Spotify.
Sebelumnya hal serupa sudah lebih dulu dilakukan musisi pop papan atas lain, Taylor Swift. Si pelantun Shake It Off melarang albumnya,
1989, beredar di layanan
streaming musik digital.
Belakangan, Swift akhirnya mengizinkan album musik
1989 yang memuat banyak lagu
hits itu disediakan Apple Music pada Juli, setelah disepakati pembayaran hak cipta bagi Swift.
Layanan
streaming musik digital telah menjadi bagian industri musik yang digemari masyarakat dunia. Selain harganya tidak terlalu mahal, penggunaannya pun juga tidak berbelit-belit, berbeda dengan rilisan fisik seperti CD, kaset atau vinil.
Ditambah lagi, album teranyar Adele itu diprediksikan akan menjadi album terbesar dan terlaku di dunia, sekitar 2,5 juta kopi album tersebut juga dikabarkan akan laku terjual pada pekan ini.
Jika album musik
25 tidak akan disediakan dalam layanan
streaming musik digital, maka perusahaan seperti Spotify, Apple Music ataupun Deezer, akan merasakan kerugian yang besar.
(vga/vga)