Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah melanglang buana ke lebih dari 20 negara
, Siti pulang kampung ke Tanah Air dan menjadi juara di kandang sendiri.
Siti berjaya di Festival Film Indonesia (FFI) 2015!
Film yang diproduser Ifa Isfansyah dan disutradarai Eddie Cahyono ini berhasil menyabet sekaligus tiga Piala Citra di perhelatan FFI di Gedung ICE, Serpong, Jakarta, tadi malam (23/11).
Berkisah tentang perjuangan hidup perempuan bernama Siti di pesisir Parantritis, Yogyakarta, film ini unggul di tiga kategori: Film Terbaik, Skenario Asli terbaik serta Penata Musik Terbaik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ifa mengaku bahagia ketika
Siti disambut meriah oleh masyarakat Indonesia. Setelah mendapatkan banyak penghargaan di negeri orang, kali ini
Siti berhasil diapresiasi di Tanah Air.
"Pada awalnya kami nggak
nyangka bahwa film kecil kami masuk nominasi FFI," ujar Ifa kepada awak pers di Jakarta (23/11). "Ketika pulang ke Tanah Air,
Siti mendapatkan sambutan yang baik."
Setelah dirilis pada Desember tahun lalu,
Siti diputar di beberapa negara dan langsung menarik perhatian. Film ini antara lain menyabet empat penghargaan sekaligus di Kanada dan Polandia.
"Baru saja kemarin kami menang festival film di Kanada," Ifa menceritakan. "Tadi siang,
dapet kabar bahwa
Siti menang festival film di Polandia, dan malam ini, kami memenangkan Film Terbaik di FFI."
Eddie menjelaskan bahwa malam ini boleh dikatakan sebagai puncak perjalanan
Siti di dunia perfilman. Ia memaparkan bahwa
Siti mendapatkan apresiasi yang sungguh baik.
"Malam ini adalah puncak dari perjalanan
Siti, dan apresiasi yang kami dapatkan sungguh baik," ucapnya.
Siti adalah film yang digarap dengan dana rendah. Menurut pengakuan Ifa, seluruh jajaran tim
Siti hanya mengeluarkan Rp150 juta untuk menyelesaikan proses syuting dan lain-lain.
 Film Siti yang diproduser Ifa Isfansyah dan disutradarai Eddie Cahyono menyabet tiga Piala Citra di FFI 2015 (23/11). (CNNIndonesia/Fadli Adzani) |
Perlengkapan kamera yang digunakan untuk menggarap
Siti pun terbatas. Namun Ifa dan Eddie tak menganggapnya sebagai kekurangan. Karena kejujuran adalah hal terpenting dalam penggarapan film.
"Dana itu sama sekali enggak berpengaruh terhadap kualitas film, selama kita jujur dan memahami apa yang kita buat, itu saja sudah cukup," papar Eddie.
Walaupun
Siti telah menorehkan kemenangan di FFI, Ifa mengaku, ajang tersebut bukan lah kompetisi. Ifa malah menganggap semua film yang sudah mendapat nominasi adalah film-film terbaik.
"FFI ini bukan kompetisi, semua film yang mendapat nominasi adalah film bagus," katanya.
Kisah
Siti menyoroti kehidupan seorang wanita yang frustasi (diperankan Sekar Sari) dan harus berjuang menghadapi suaminya yang sudah tidak mampu menafkahi keluarga.
Lalu, Siti dilamar oleh seorang pria mapan, membuat dirinya galau setengah mati. Kemenangan
Siti di ajang FFI membuat pamor film yang digarap dalam nuansa hitam putih ini menjadi lebih berwarna!
[Gambas:Youtube] (vga/vga)