Eagles of Death Metal Sempat Berhadapan dengan Penembak Paris

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Jumat, 27 Nov 2015 10:44 WIB
Jesse Hughes berhadapan dengan salah satu penembak. Sebelum sempat dibidik, ia langsung berlari tunggang-langgang ke pintu keluar.
Band Eagles of Death Metal menceritakan serangan Paris, Jumat (13/11). (Wikimedia Commons/SylviaBoBilvia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Band Eagles of Death Metal belum sembuh dari duka. Mereka termasuk korban penyerangan di Paris, Perancis, dua pekan lalu (13/11). Serangan terjadi saat mereka menggelar konser di gedung Bataclan. Sebanyak 89 penonton konser meninggal. Salah satu manajer mereka, Nick Alexander, pun menjadi korban penembakan.

Diwawancarai Vice, personel sekaligus penggagas band, Jesse Hughes menceritakan betapa suasana malam itu sangat menegangkan. Ia bahkan sempat berhadap-hadapan dengan seorang penembak, satu dari tiga orang dengan senapan dan bahan peledak di tubuhnya. Beruntung ia bisa selamat.

Kata Hughes, seperti dilansir Reuters, segera setelah dirinya mendengar berondongan senjata, ia langsung berlari ke belakang panggung. Ia berniat mencari kekasihnya yang saat itu menunggu di ruang ganti. Namun, ia tak menemukan sang kekasih di sana. Hughes pun berlari ke jalan masuk menuju ruangan besar di gedung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itulah ia berhadap-hadapan dengan sang penembak. "Dia berbalik pada saya, membawa senjatanya dan larasnya menabrak pintu," ujarnya. Tanpa pikir panjang Hughes langsung berlari turun, melompati beberapa anak tangga sekaligus dan melewati pintu keluar. Di sana, ia menemukan kekasihnya.

Personel lain band itu tak ketinggalan menceritakan suasana mencekam di atas panggung. Mereka masing-masing berebut mencari pintu keluar. "Saya seperti terjengkang dari kursi saya. Dengan sangat cepat, serbuk mesiu mengenai hidung saya," kata drummer Julian Dorio, menggambarkan.

Durio kemudian sempat mengintip dari celah-celah peralatan drum-nya sembari membungkuk, dan melihat seorang penembak kembali mulai memberondong serangan dengan ronde ke-dua peluru yang dimilikinya. Ia langsung merangkak ke sisi panggung dan berlari keluar melalui pintu terdekat.

Sementara kru pengatur suara untuk band asal California itu, Shawn London, mengatakan dirinya sedang berada di belakang panggung saat penembak masuk dan langsung menembakkan senjata. "Seketika, orang-orang langsung berjatuhan. Terluka, tewas," ia menuturkan, tak bisa menyembunyikan syok.

Seorang penembak membidiknya, namun beruntung London sudah langsung beranjak. Ia masih mendengar peluru memecahkan pintu kaca saat dirinya berlari keluar ruangan.

Bukan hanya gedung Bataclan yang menjadi target serangan malam berdarah itu. Sekelompok pria bersenjata, yang akhirnya mengklaim sebagai ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) juga menyerang di beberapa lokasi lain. Malam itu, lebih dari 120 orang di Paris tewas dan ratusan lain luka.

Aksi brutal pada malam itu langsung dikutuk oleh banyak pesohor, termasuk musisi dunia. Hingga kini, masih ada beberapa musisi yang menunda atau membatalkan konser di Paris. (rsa/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER