Jakarta, CNN Indonesia -- Tahun ini, lagu
Bohemian Rhapsody yang dipopulerkan grup band asal Inggris, Queen, genap berusia 40 tahun. Lagu yang dirilis pada 31 Oktober 1975 itu ditulis oleh sang vokalis, Freddie Mercury untuk album musik
A Night at the Opera.Perayaan 40 tahun lagu legendaris ini, sebagaimana dikabarkan laman Ultimate Classic Rock, beberapa waktu lalu, ditandai dengan perilisan album musik
Queen–A Night at the Odeon–Hammersmith 1975, lebih dari sepekan lalu (20/11).
Album musik edisi terbatas ini menyajikan lagu-lagu Queen saat berkonser di Hammersmith Odeon pada 1975 yang direkam sebuah stasiun televisi Inggris untuk salah satu programnya, juga dijual di Black Friday Record Store Day, pada Jumat (27/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Queen dibentuk di London, pada 1970, oleh empat sekawan Freddie Mercury (vokal utama, piano), Brian May (gitar, vokal), John Deacon (bass, vokal), dan Roger Taylor (drum, vokal). Keunikan mereka terletak di permainan musik rock nan glamor.
Sepanjang kariernya, Queen telah merilis belasan album yang rata-rata meraih sukses, terutama di Inggris. Selain
Bohemian Rhapsody, Queen juga terkenal lewat lagu
We Will Rock You dan
We Are the Champions dari album musik
News of the World (1977).
“Tantangan terbesar bagi kami ketika itu adalah mengkreasikan musiknya,” kata Brian May, suatu kali, soal
Bohemian Rhapsody. Sang gitaris menceritakan, masa awal Freddie memainkan lagu itu dengan piano secara membahana layaknya menggebuk drum.
Setelah diramu sedemikian rupa, jadilah
Bohemian Rhapsody nan dramatis dan kaya harmoni seperti kita kenal sekarang. Lagu ini menduduki posisi puncak tangga lagu dunia. Pada 2004,
Bohemian Rhapsody ditorehkan di Grammy Hall of Fame.
“Jika lagu ini meraih sukses maka bakal menerima banyak respek,” kata Freddie, pada 1976. Dalam wawancara dengan Rolling Stone, baru-baru ini, Brian menyatakan
Bohemian Rhapsody sebagai “… bayinya Freddie dan setiap orang respek terhadap lagu ini.”
[Gambas:Youtube]
Freddie Mercury menulis sebagian materi
Bohemian Rhapsody di rumahnya di London. Menurut salah seorang kawan Freddie, Chris Smith, sebetulnya lagu tersebut sudah mulai dikreasikan sang vokalis sejak 1960-an, dan baru diselesaikan pada 1975.
Gitaris Brian May pun menyatakan, lagu
Bohemian Rhapsody sepenuhnya dikreasikan oleh Freddie. Dikatakan produser Roy Thomas Baker, Freddie menginginkan ada di antara bagian lagu tersebut yang diimbuhi seksi opera.
Menurut Judith Peraino, guru besar musik Universitas Cornell, New York, AS, “
mock opera” ala Freddie melampaui kelaziman norma musik rock kala itu. Tak heran bila
Bohemian Rhapsody tersimak
nge-rock sekaligus glamor dan megah ala opera.
Bohemian Rhapsody direkam di Rockfield Studio 1, tak jauh dari Monmouth pada 24 Agustus 1975 setelah didahului latihan selama tiga pekan di Penrhos Court. Freddie menyanyikan lagu tersebut sembari memainkan grand piano Bechstein.
Selain Freddie, Brian dan Roger Taylor juga merekam vokal mereka. Diakui Brian, Queen memang ingin menyajikan
Bohemian Rhapsody dengan harmonisasi vokal. “Lagu ini mengombinasikan kekuatan dan perasaan yang nyata,” kata Brian, pada 1982.
Sepanjang empat dekade, tak terhitung jumlah “
copycat”
Bohemian Rhapsody. Salah satu yang terbilang berhasil memelesetkan lagu ini dengan sangat kocak adalah geng The Muppets, pada 2009. Liriknya sengaja diubah agar aman di telinga anak-anak.
[Gambas:Youtube] Bohemian Rhapsody tak hanya melegenda dari sisi musikal, juga visual. Sampai kini, agaknya para penggemar tak bisa melupakan pose dramatis keempat personel, Freddie, Brian, Roger, dan John diterpa cahaya dalam keremangan itu.
Dikabarkan Huffingtonn Post, belum lama ini, fotografer Mick Rock membuat foto Queen atas permintaan kawannya, John Kobal. Pada saat yang sama, Kobal memberikan buku bersampul foto Marlene Dietrich di lokasi syuting Shanghai Express.
Foto Marlene itulah yang menginspirasi foto Queen. Seingat Rock, dirinya sempat memperlihatkan foto Marlene itu kepada Freddie. Pemotretan dilakukan di studio milik fotografer yang pernah mengabadikan David Bowie, Lou Reed, dan Iggy Pop ini, pada 1974.
“Mereka bolak-balik mengaca,” kata Rock tentang sesi pemotretan. “Saya membuat banyak foto, termasuk pose Freddie dengan gaya tangan berbeda, juga saat John dan Roger berpindah posisi, serta Brian mengenakan aksesori kepala.”
“Salah seorang di antara mereka mengatakan foto itu seolah memperlihatkan mereka hebat, padahal kenyataannya ketika itu mereka belum apa-apa,” kata Rock. “Tentu saja, pada akhirnya mereka benar-benar menjadi hebat sebagaimana fotonya.”
Saat
Bohemian Rhapsody dirilis setahun kemudian, pada 1975, foto dramatis garapan Rock menjadi ciri yang melekat dengan citra Queen. Foto itu jugalah yang menginspirasi sutradara Bruce Gowers dalam penggarapan video musik
Bohemian Rhapsody.“Foto itu menjadi citra Queen yang paling terkenal,” kata Rock. Brian pun menyatakan hal serupa dalam buku
Killer Queen, “Secara garis besar, foto dramatis ini selamanya membuat orang teringat
Bohemian Rhapsody.”
[Gambas:Youtube] Namun popularitas
Bohemian Rhapsody, yang ditabalkan sebagai The Nation's Favourite Number One di Inggris sepanjang enam dekade terakhir, ternyata membuat salah seorang personel Queen, Roger Taylor, kini merasa bosan.
Hal itu dirasakan sang penabuh drum saat menghadiri perhelatan Q Awards di London, pada pertengahan Oktober lalu, di mana
Bohemian Rhapsody meraih penghargaan
Classic Single sebagai kado ulang tahun empat dekade perilisannya.
“Saat video musiknya diputar di acara itu, saya berharap, ‘Ya, Tuhan, jangan biarkan hadirin menontonnya! Mereka sudah pernah menontonnya. Saya sendiri sudah ribuan kali menontonnya,” kata Roger kepada Q Magazine sebagaimana dikutip New Magazine.
Untuk diketahui, Roger tak hanya menyumbang gebukan drum di lagu
Bohemian Rhapsody, juga suara falsetonya, terutama untuk bagian lirik “
Galileo” yang bernada tinggi. Ia juga sumbang suara di tujuh lagu lain di album musik
A Night at the Opera.Dikatakan Roger, dirinya bosan menyimak
Bohemian Rhapsody, apalagi Queen jelas-jelas memiliki banyak lagu
hits lain. Menurutnya, lagu
Under Pressure (1981) yang digarap Queen bersama David Bowie lebih pantas mendapat penghargaan.
“Menurut saya,
Under Pressure, adalah salah satu lagu terbaik kami, walaupun bukan rekaman terbaik. Saya pikir, bila kami merekamnya secara lebih indah, lagu ini bakal lebih hebat daripada yang terdengar selama ini.”
[Gambas:Youtube]