Jakarta, CNN Indonesia -- Akhir-akhir ini, apresiasi yang diterima dunia perfilman Indonesia semakin meningkat dan berkembang di negeri sendiri, bahkan sampai luar negeri. Sebut saja,
The Raid garapan Gareth Evans yang mejeng di bioskop mancanegara.
Sebuah film yang mendapat apresiasi baik di dalam dan luar negeri otomatis mendongkrak antusiasme sebagian masyarakat. Mereka berbondong-bondong memadati bioskop-bioskop lokal untuk menonton film-film karya anak bangsa.
Apresiasi itu diberikan segenap insan sinema—tak jarang juga melibatkan awam—di perhelatan festival film tahunan, di antaranya Festival Film Indonesia, Jakarta International Film Festival, Festival Film Bandung, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya suatu perhelatan sinema diberi embel-embel "festival film," namun tidak demikian hanya perhelatan yang satu ini. Sejak awal digelar oleh para
netizen, pada 2012, ia sudah bangga menyandang sebutan yang unik: Piala Maya.
Piala Maya digelar saban akhir tahun, atau tepatnya pada Desember, di berbagai tempat berbeda di Jakarta. Tahun ini, untuk ke-empat kalinya, acara penganugerahan Piala Maya kembali digelar di Soehanna Hall dengan tema
Imajinasia.
Menurut Rangga Wisesa, selaku
managing director Piala Maya,
Imajinasia adalah sebuah tema yang mengingatkan kita kepada masa kecil dulu kala di mana banyak film-film lama yang tidak pernah pudar dari ingatan para penikmatnya.
"Semasa kecil, pasti Anda sering menonton film, dan Anda pasti memiliki film yang paling anda senangi hingga sekarang, yang akhirnya menginspirasi Anda untuk membuat film," ujar Rangga kepada awak pers di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, pada Selasa (1/12).
Uniknya, seluruh proses penjurian Piala Maya, dilakukan melalui dunia maya, alias internet. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa warga dunia maya alias
netizen juga dapat memberikan apresiasi nyata untuk film-film Indonesia.
Sekalipun pemilihannya di "awang-awang" alias internet, panitia Piala Maya tidak main-main memilih para juri yang siap menilai sekitar delapan film untuk dinominasikan dalam kategori terbaik di acara penganugerahan penghargaan itu.
Sekitar 467 anggota komite pemilih sudah terdaftar dalam buku penjurian mereka. Nama-nama terkenal, seperti Lydia Kandau, Ratna Sarumpaet, Ikang Fawzi, Joko Anwar, Ferry Salim, Jajang C. Noer, turut meramaikan buku tersebut.
Perlu diketahui, seluruh juri dipilih dari latar belakang yang berbeda, seperti dari penata artistik, sineas, bahkan DJ. Nantinya, para anggota komite pemilih akan menilai semua film yang sudah terdaftar, sesuai profesi masing-masing.
"Nantinya, para juri akan kami berikan sebuah
username dan kata sandi agar mendapatkan akses untuk menonton kedelapan film tersebut dan akhirnya bisa menilai film-film itu," Rangga menceritakan.
Mulai hari ini, pihak Piala Maya akan mengirimkan
username dan kata sandi tersebut melalui surel kepada para juri itu, yang nantinya akan memberikan penilaian mereka melalui situs
www.Kineria.com.Tahun ini, terdapat sekitar 28 kategori yang diperebutkan oleh para sineas Tanah Air, antara lain Lagu Tema Terpilih, Desain Poster Terpilih, Efek Khusus, Tata Rias Wajah dan Rambut Terpilih, Tata Kostum Terpilih, Penampilan Singkat Nan Berkesan Piala Arifin C. Noer, Aktor dan Aktris Cilik Terbaik, Tata Suara Terpilih, Tata Musik Terpilih, Tata Artistik Terpilih, Penyuntingan Gambar Terpilih, Tata Kamera Terpilih.
Film-film yang telah masuk daftar nominasi pun turut diramaikan oleh film-film populer seperti
Filosofi Kopi, Guru Bangsa Tjokroaminoto, Pendekar Tongkat Emas, Mencari Hilal, Hijab, Supernova, dan masih banyak lagi.
Selama 15 hari, para juri dipersilakan menilai dan memilih film yang mereka anggap paling berhak mendapatkan Piala Maya, dan pada 19 Desember mendatang, hasilnya akan dibacakan di Soehanna Hall, Jakarta.
(vga/vga)