Jakarta, CNN Indonesia -- "Hari raya" bagi para partygoers kembali datang. Ya, Djakarta Warehouse Project alias DWP kembali digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, mulai hari ini (11/12) hingga Sabtu besok (12/12).
Seperti tahun-tahun sebelumnya, festival electronic dance music (EDM) yang disebut-sebut terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, ini kembali dihelat oleh promotor Ismaya Live.
Sarah Deshita, selaku perwakilan dari Ismaya Live, mengaku DWP tahun ini adalah yang terbesar sejak festival EDM itu dihelat untuk pertama kalinya pada 2008 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"DWP tahun ini akan membawa daftar pengisi acara terbesar yang pernah kami punya sepanjang sejarah DWP," ujar Sarah kepada awak pers di Jakarta, belum lama ini.
Demi menambah pengalaman bergoyang dengan iringan EDM yang tak terlupakan, DWP telah menyiapkan panggung-panggung dengan dekorasi yang heboh, serta teknologi yang mutakhir pula.
Harga tiket DWP dibanderol dari Rp720 ribu hingga Rp1.800.000. Selain itu, para pemegang tiket VIP Gold, akan mendapatkan kelebihan seperti dapat mengunjungi backstage dan sebelah panggung.
DWP tahun ini akan menampilkan para DJ dedengkot, juga pentolan panggung EDM, seperti Jack Ü yang diusung duo Skrillex dan Diplo. Sorot lampu musik dunia pun mengarah ke DWP beberapa tahun terakhir.
Berikut ini, lima pentolan EDM yang akan mewarnai DWP 2015.
Jack Ü adalah duo DJ yang digawangi oleh Skrillex dan Diplo. Mereka memulai debut manggung di Ultra Music Festival 2014 di Miami, Amerika Serikat.
Album pertama mereka yang bertajuk Skrillex and Diplo Present Jack Ü dirilis pada Februari silam, dan berhasil menduduki peringkat pertama di tangga musik dugem Amerika Serikat.
Single bertajuk Where Are Ü Now, digarap Jack Ü berkolaborasi dengan musisi terkenal asal Kanada, Justin Bieber. Single tersebut berhasil terjual jutaan kopi dan memenangkan penghargaan American Music Awards (AMA) 2015 dalam kategori Collaboration of The Year.
Bieber sendiri mengakui Jack Ü memiliki musikalitas yang tidak murahan.
"Itu sangat mahal, Anda tahu maksud saya? Suara yang digunakan itu tidak murahan. Suara-suara itu sangat 'mahal,'" ujar Bieber tentang musikalitas Jack Ü, sebagaimana dikutip laman Pulse Radio.
Menariknya, Jack Ü memilih DWP sebagai panggung pertama mereka tidak hanya di Indonesia, namun juga di seluruh Asia.
Pria kewarnegaraan Belanda yang memiliki nama asli Tijis Michiel Verwest ini sudah tidak asing lagi di dunia EDM. Pasalnya, DJ berusia 46 tahun itu sudah meramaikan blantika EDM sejak 1994 silam.
Tidak lama setelah itu, Tiësto pun membuka label rekamannya sendiri, Black Hole Recordings, yang memopulerkan DJ seperti John O'Callaghan, Yves Eaux dan lain-lain.
Selama puluhan tahun berkarier sebagai DJ, Tiësto sudah puluhan kali juga mendapatkan penghargaan sebagai DJ terbaik dunia, seperti penghargaan Ibiza DJ Award, MTV Europe Music Awards, Best International DJ at the DJ Awards, dan masih banyak lagi.
Melalui single bertajuk Traffic, yang ia cantumkan dalam album Just Be pada 2003, Tiësto berhasil mendapatkan ketenaran di klub-klub malam Eropa.
Tahun lalu, Tiësto merilis album keenam yang sekaligus menjadi album teranyarnya, yakni A Town Called Paradise. Sudah berkarier lama di dunia musik EDM, bukan berarti album teranyar Tiësto itu tidak laku di kalangan klub malam EDM, buktinya, melansir Billboard, A Town Called Paradise itu berhasil memuncaki tangga lagu dugem Amerika Serikat.
Masih dari Belanda, kali ini, seorang DJ yang sudah melanglang buana di musik EDM dunia sejak 1995, dengan lagu-lagu andalannya seperti This Is What It Feels Like, akan meramaikan panggung megah JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Ya, siapa lagi kalau bukan Armin van Buuren, seorang DJ yang sudah sering berkolaborasi dengan musisi papan atas dunia seperti Rihanna itu akan menyulap DWP menjadi festival musik EDM termegah di Asia.
Van Buuren, yang disebut sebagai salah satu DJ trance terbaik dunia itu, sejauh ini sudah memiliki enam album. Karya teranyarnya yang bertajuk Embrace, pun berhasil menjadi favorit masyarakat dunia.
Mad Decent adalah sebuah label rekaman yang terbentuk di Philadelphia, Amerika Serikat pada 2005. Label Rekaman ini terkenal karena seringkali merilis artis-artis EDM yang menjadi favorit anak muda di seluruh dunia.
Tahun ini, DWP akan menyuguhkan panggung khusus untuk Mad Decent, yang nantinya akan membawa DJ sekelas Major Lazer ke JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Label rekaman ini seringkali mengadakan panggung-panggung EDM unik di Amerika Serikat, seperti di blok-blok kota New York, lalu juga di atas perahu yang sedang mengapung di lautan.
Dengan konsep unik yang Mad Decent usung, mereka menjadi salah satu label rekaman yang paling ditunggu-tunggu kedatangannya di festival musik EDM.
Selain DJ mancanegara, DWP juga menyediakan tempat bagi DJ berbakat Tanah Air, yang mereka sebut sebagai Local Heroes. Salah satu dari Local Heroes itu adalah Dioha Barus, yang akan main di panggung Mad Decent.
Musik EDM dan kehidupan para DJ seringkali disangkutpautkan dengan kehidupan malam, yang tidak jauh dari alkohol atau bir. Namun tidak bagi Dipha, yang kerap disebut sebagai DJ Syariah.
Ternyata, Dipha sendiri bukanlah seorang peminum alkohol. Setiap kali ia mengisi sebuah acara, hanya dua hal yang ia minta dari panitia: air putih dan pisang.
Sejauh ini, Dipha seringkali "mendaur ulang" lagu-lagu pop dari musisi Indonesia, seperti Rinni Wulandari, jebolan Indonesian Idol.