LAPORAN DARI THAILAND

Pilih Jadi Musisi Tradisional atau Anggota Boy Band?

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Senin, 14 Des 2015 12:31 WIB
Di tengah popularitas musik Korea dan Jepang yang mendominasi remaja dunia, Marvin Tamayo dari Filipina justru tertarik mempelajari kolintang.
Marvin Tamayo, utusan Filipina untuk acara C ASEAN di Thailand pada Minggu (13/12). (CNN Indonesia/Ardita Mustafa)
Ratchadapisek, CNN Indonesia -- Beberapa tahun belakangan, wabah musik Korea Selatan alias K-pop melanda dunia, termasuk di negara-negara di ASEAN. Wabah tersebut bahkan bersaing dengan virus J-pop alias musik Jepang.

Selain musik, kedua demam tersebut juga populer karena sosok para bintangnya. Baik pria Korea atau Jepang dengan dandanan modis dan sikap yang menggemaskan pasti langsung mendapat penggemar.

Namun sebentar lagi K-pop dan J-pop akan memiliki pesaing. Filipina, salah satu dari sepuluh negara di ASEAN, juga memiliki pemuda dan pemudi yang punya bakat menjadi bintang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darah campuran Tionghoa, Amerika dan Eropa membuat sosok warga Filipina enak dipandang. Ditambah lagi kemampuan mereka dalam hal kesenian.

Salah satu yang mencuri perhatian ialah Marvin Tamayo, pemuda berusia 24 tahun yang dikirim Universitas Filipina untuk mengikuti acara kolaborasi musik negara-negara ASEAN bertajuk C ASEAN, di Ratchadapisek, Thailand pada Minggu (13/12).

Jika pernah mengenal penyanyi Christian Bautista, maka penampakan Marvin tidak jauh berbeda, hanya saja dalam versi remaja.

CNN Indonesia sempat berbincang dengan Marvin saat makan siang sebelum penampilannya di C ASEAN pada malam harinya.

Sama seperti kesembilan temannya dari berbagai negara ASEAN, Marvin merasa bangga bisa dipilih oleh kampusnya untuk mengikuti acara ini.

Ia telah bolak-balik ke Thailand sejak Oktober untuk mempersiapkan penampilannya.

"Tentu saja saya merasa beruntung ketika kampus saya memilih saya! Dalam acara nanti, saya akan memainkan alat musik kolintang asli Filipina," kata Marvin dengan mata berbinar.

Sudah tiga tahun Marvin mempelajari kolintang. Awalnya Marvin masuk Universitas Filipina untuk mempelajari ilmu piano klasik. Tapi seiring waktu berjalan, ia malah tertarik untuk mendalami ilmu musik tradisional Asia.

Keputusan Martin mempelajari kolintang awalnya sempat dipertanyakan oleh keluarganya, meski leluhurnya juga berkarier di bidang musik. Kakeknya seorang konduktor, ayahnya seorang penata musik dan pamannya seorang pemain gitar.

"Keluarga heran, kenapa anak muda seperti saya malah mau mempelajari musik tradisional," ujar Marvin.

"Karena menurut saya, buat apa saya mempelajari musik Barat tapi tidak pernah mengenal musik tradisional rumpun sendiri. Saya tidak melupakan piano klasik, malah berniat akan menyelarasakannya dengan kolintang," lanjutnya dengan senyum manis.

Keluarga heran, kenapa anak muda seperti saya malah mau mempelajari musik tradisional.Marvin Tamayo
Saat ini, memang jarang sekali ada musisi muda yang betah bermusik tradisional seperti Marvin. Dirinya bahkan bisa dengan fasih menjelaskan maksud lagu Salidumay yang akan dibawakan dalam acara C ASEAN.

"Lagu itu merupakan lagu tema untuk pergi bekerja bagi warga Filipina. Tidak ada arti khusus dari kata 'Salidumay.' Tapi lirik dan lagunya memang sangat menggugah semangat," kata Marvin.

Mempelajari alat musik tradisional tidak membuat Marvin menutup diri dari perkembangan musik dunia.

Pemuda berbadan langsing ini bahkan mengaku juga menggemari boy band K-pop bernama Exo.

Ketika CNN Indonesia bertanya apakah dirinya tertarik bergabung dalam boy band atau mengikuti kompetisi musik di televisi, Marvin dengan malu-malu menggelengkan kepala.

"Masih banyak yang penampilannya lebih menarik dibandingkan saya," katanya dengan rendah hati.

"Saya bukan menolak rezeki, tapi menurut saya masih banyak karier bermusik yang bisa dicapai selain menjadi anggota boy band atau pemenang kontes musik," ujar Marvin menutup pembicaraan. (ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER