Trik Balawan 'Meracuni' Pasar Musik Pop

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Sabtu, 05 Sep 2015 09:04 WIB
Sang musisi asal Bali menunjukkan salah satu cara win-win solution melestarikan budaya sendiri tanpa kehilangan pasar.
Balawan (CNNIndonesia Antara Photo/Feny Selly/Rei/ama/15)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai salah satu musisi kawakan di Indonesia, yang juga pelestari musik tradisional, Balawan memiliki cara tersendiri mengenalkan musik tradisional di antara serbuan musik pop asing.

"Saya selalu menawarkan alternatif atau 'meracuni' orang bahwa musik pop atau Top 40 itu asyik kalau dibawakan dengan gamelan," kata Balawan kepada CNN Indonesia ketika ditemui di acara Meja Bundar Musik di Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta, Cikini, baru-baru ini. "Bahasanya: musik komersil membiayai musik ideologis."

Karena itu, setiap kali menerima tawaran untuk berpentas di berbagai acara korporat, Balawan mengajukan penawaran: bersedia tampil asal diperkenankan membawa pasukan gamelan Bali miliknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Musisi ahli gitar dua leher ini mengaku paling sering menerima tawaran manggung untuk memainkan lagu-lagu populer yang menduduki posisi pucak tangga lagu dunia seperti Top 40.

Namun sebagai musisi yang memiliki ideologi musik tersendiri, Balawan tak ingin sekadar bermain membawakan karya orang lain, apalagi jika sentuhannya "bukan Balawan."

"Saya selalu mengupayakan bermain 50:50, tetapi kenyataannya 40 persen musik sendiri, 60 persen karya orang lain," kata Balawan sembari tertawa. "Tetapi sejauh ini, orang suka karena unik."

Pembagian porsi itu dilakukan Balawan bukan tanpa alasan. Musisi yang lebih sering tampil di panggung-panggung off-air ini menyadari, musik juga membutuhkan uang demi kelangsungannya.

Menurut Balawan, banyak musisi di Bali yang sudah terlalu tergantung dengan keberadaan tawaran manggung demi keberlangsungan hidup mereka. Namun, bila mereka kukuh memainkan lagunya sendiri, ironisnya tawaran tersebut tak kunjung datang.

Kondisi itu diperparah dengan persaingan antar musisi lokal, karena banyaknya musisi ataupun sanggar yang menyediakan berbagai tawaran harga manggung. Perang harga tak terelakkan terjadi.

"Seharusnya ada tarif yang jelas kepada para musisi," katanya. "Kalau di Australia, itu ada musician union yang mengatur harga minimal musisi tampil, entah di pub ataupun di panggung mana pun."

Sejauh ini, trik Balawan memadupadankan musik populer dengan karya gamelan cukup sukses untuk memberi makan bagi dirinya sendiri, juga rekan-rekan musisinya. Setidaknya, Balawan menunjukkan salah satu cara win-win solution melestarikan budaya sendiri tanpa kehilangan pasar.  

(end/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER