Joey Alexander Ikuti Jejak Adele Tampil di '60 Minutes'

Vega Probo | CNN Indonesia
Jumat, 25 Des 2015 11:15 WIB
Setelah CNN TV, berikutnya giliran 60 Minutes mewawancarai pianis cilik Indonesia, Joey Alexander. Sebelumnya, Adele pun tampil di acara ini.
Joey
Jakarta, CNN Indonesia -- Lagi-lagi tersiar kabar membanggakan dari Joey Alexander, pianis cilik Indonesia yang sangat berbakat. Setelah diwawancarai Amara Walker dari CNN TV, beberapa waktu lalu, berikutnya giliran 60 Minutes, yang sebelumnya menampilkan Adele.

Acara berdurasi satu jam yang ditayangkan CBS News termasuk salah satu acara tertua dan terfavorit di Amerika Serikat. Ditayangkan sejak 1968, acara ini menampilkan beragam isu, dari politik, gaya hidup, budaya, sains, sampai bisnis.

Pada 2012, pemandu acara 60 Minutes Anderson Cooper mewawancarai Adele di rumahnya di Inggris. Ketika itu, sang biduan baru merilis album musik 21. Tiga tahun kemudian, pada November 2015, 60 Minutes Australia mewawancarai Adele.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, Anderson mewawancari Joey untuk 60 Minutes yang disiarkan pada 3 Januari 2016 mendatang. Anderson termasuk jurnalis “langganan’ Emmy Awards yang pernah berkiprah di CNN. Pria bernama tengah Hays ini juga dikenal sebagai penulis.

Kabar wawancara 60 Minutes ini dicuitkan label rekaman Motema Music, yang menaungi Joey dan merilis album musik pertamanya, My Favorite Things, pada Mei 2015, yang berisikan lagu-lagu klasik, dari karya Coltrane sampai Rodgers & Hammerstein.

Cuitan tersebut juga dilengkapi foto Anderson dan Joey, masing-masing memamerkan ekspresi ceria dan malu-malu. Padahal Joey boleh bangga diwawancarai jurnalis senior, tapi yang tersirat justru sebaliknya, Anderson tampak bangga mewawancarai Joey.

Saat diwawancarai CNN TV, Joey pun tertunduk malu-malu setiap kali menjawab pertanyaan Amara. Dalam sebuah cuitannya, Joey mengaku menikmati sesi tanya jawab dengan Amara sekalipun dihujani “pertanyaan maut.”
 
Joey diwawancarai CNN TV berkenaan dengan keberhasilannya sebagai satu-satunya musisi Indonesia yang berhasil meraih nominasi Grammy Awards 2016 kategori Album Instrumental Jazz Terbaik. Ia mengaku terkejut sekaligus bersyukur.

“Saya sangat terkejut tentu saja,” kata Joey kepada Amara. “Tak pernah terbayangkan saya bakal dinominasikan untuk Grammy, karena itu saya sangat bersyukur, dan tetap rendah hati.”

Saat disinggung soal para penggemarnya yang terdiri dari kalangan pesohor, termasuk Bill Clinton dan Bill Crystal, Joey sempat terkekeh, “Entah ya, saya tak pernah membayangkan hal itu.”

“Saya bersyukur kepada Tuhan berada di antara orang-orang ini,” kata Joey, “panitia Grammy yang memilih saya, juga para penggemar yang mendukung saya, dan terutama orang tua.”

Dalam wawancara tersebut, Joey menceritakan pengalaman belajar musik jazz secara autodidak dari orang tuanya, Denny Sila dan Fara. “Terutama ayah saya. Dia sangat menyukai jazz.”

Menurut Joey, sejak dirinya masih bayi, sang ayah selalu memperdengarkan lagu-lagu, antara lain yang dipopulerkan Louis Armstrong. Lalu, di usia enam tahun, ia mulai main piano.

Tanpa butuh waktu lama, di usia delapan tahun, Joey mendapat kesempatan berharga ber-jam session dengan pianis legendaris Herbie Hancock di Jakarta, juga tampil di Java Jazz Festival.

Setahun berikutnya, Joey memenangkan grand prize di Master-Jam Fest di Ukraina yang dijejali musisi dewasa. Sejak itu, namanya makin dikenal di kalangan penikmat dan pegiat jazz.

Setahun terakhir, ia diboyong orang tuanya ke New York, berbekal bantuan dari peniup terompet legendaris Wynton Marsalis. Di akun Facebook-nya, Marsalis memuji Joey sebagai “my hero.”

Jelang pengujung wawancara jarak jauh dengan Amara di CNN TV, saat ditanya pendapatnya tentang julukan "jazz prodigy" yang diarahkan kepadanya, Joey menyatakan hal itu bukan masalah.

“Bagi, saya tak masalah disebut jazz prodigy, saya menghargai, saya ingin disebut musisi jazz saja,” kata Joey rendah hati, masih tertunduk malu-malu. “Saya selalu ingin menjadi musisi jazz.”

Sebelum menutup wawancara, Joey menyampaikan kata-kata untuk menyemangati bocah seusianya agar terus bermain musik, kelak menjadi lebih baik dan menampilkan bakat kepada dunia.

Joey yakin, selama masih muda dan mau bekerja keras, juga tak pernah mudah menyerah, maka selalu ada harapan untuk tampil gemilang. Semoga Joey kelak menggenggam piala Grammy pertamanya!

[Gambas:Youtube] (vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER