Jakarta, CNN Indonesia -- Budaya ska lahir di Jamaika pada awal 1950-an. Hampir seluruh grup musik ska memiliki vokalis, sebut saja The English Beat dan The Specials.
Begitu pula grup band ska di Tanah Air, seperti Tipe-X yang digawangi oleh Tresno, sang vokalis. Namun ada satu grup band ska yang tampil beda.
Siapa lagi kalau bukan grup band ska asal Jakarta, Sentimental Moods!
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedelapan personel grup band ini mengaku sering dibilang nekat karena tidak memiliki vokalis. Namun hal itu dianggap sebagai inovasi yang membuat nama mereka menjadi ramai dibicarakan kaum pencinta ska.
"Banyak yang bilang, kami nekat karena kami tidak memiliki vokalis," kata Wiro, sang gitaris, kepada CNN Indonesia, pada hari ini (20/1).
"Tidak ada band ska di Indonesia yang enggak pakai vokalis, hampir semuanya punya vokalis. Kami doang yang enggak punya. Jadi kami cuma instrumental saja," ia menambahkan.
Menurut penuturan Wiro, biasanya grup band ska hanya menampilkan musik instrumental sebagai lagu pembuka saja, namun tidak diselipkan ke dalam album musik utuh maupun album musik mini (EP).
"Kebanyakan grup musik ska itu tidak pernah menyelipkan lagu instrumental ke dalam album. Mereka cuma menampilkan lagu instrumental itu sebagai lagu pembuka saja setiap manggung," Wiro menjelaskan.
"Maka dari itu, banyak banget yang bilang kami nekat, secara kami grup musik ska, tapi enggak punya vokalis."
Sekalipun tidak memiliki vokalis, Sentimental Moods kerap berkolaborasi dengan musisi-musisi independen. Hasil kolaborasi dengan vokalis White Shoes & The Couples Company, Sari, bisa disimak di album musik mini
November Sepuluh. Selain itu, grup band ska yang terbentuk pada 2009 ini juga pernah berkolaborasi dengan grup musik punk Superglad dalam lagu mereka berjudul
Baby Don't Go. (fad/vga)