Memanjakan Panca Indra dalam Konser 'Tentang Rasa' Frau

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Kamis, 21 Jan 2016 00:43 WIB
Mata, kuping, hidung dan hati, menjadi saksi indahnya Konser Tentang Rasa yang dibawakan Frau. Ini salah satu konser terbaik Tanah Air pada awal 2016.
Frau (CNNIndonesia/Dedy Sofan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Takjub, luar biasa, terpukau, dan tergila-gila. Mungkin kata-kata ini yang terlintas di benak ke-400 pengunjung yang memenuhi Galeri Kesenian Jakarta (GKJ) pada Senin (20/1) malam, saat menyaksikan Konser Tentang Rasa dari Leilani Hermiasih atau Frau.

Jam dinding tepat menunjukkan jam delapan malam, gong pun dibunyikan, menandakan konser segera dimulai. Ari dan Reda, selaku pembuka konser Frau, menjejakan kaki di atas panggung di mana terdapat piano dan gitar akustik yang tampaknya sudah usang.

Malam semakin dingin, hujan rintik-rintik pun tak mau berhenti. Namun, keberadaan Ari dan Reda di atas panggung seakan menjadi mantel hangat yang menyelimuti seluruh pengunjung GKJ malam itu. Keduanya menyanyikan sajak-sajak puisi dengan sebuah gitar akustik, sederhana namun memukau.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata-kata yang keluar dari mulut Reda, serta petikan gitar yang dimainkan Ari, mampu membanjiri teater GKJ dengan sajak puisi nan indah.

Tidak lama berselang, setelah menyanyikan lima hingga enam lagu, Ari dan Reda turun panggung. Seluruh panitia kala itu turun ke bangku penonton dan membagikan sepucuk kertas kosong dan pensil kayu. Kertas itu disiapkan untuk mencurahkan segala rasa kita dan kesan yang penonton dapatkan usai menyaksikan Konser Tentang Rasa.

Tak lama setelah itu, lampu dipadamkan. Sorotan lampu berkelap-kelip sontak menyinari piano di atas panggung. Secara tiba-tiba, terdengar suara merdu yang datang dari arah panggung. Sang biduan cantik berambut pendek dengan gaun merahnya itu sudah berada di balik pianonya.

Tanpa panjang lebar, Lani langsung melantunkan lagu pertamanya malam itu, bertajuk Sembunyi. Lani memainkan pianonya dengan lembut, dibantu dengan pantulan suara piano yang terpantul dari dinding-dinding teater GKJ.

Pengunjung kala itu seperti sedang mendengarkan ceramah keagamaan. Hening, khidmat, terpaku dengan suara merdu dan wajah di balik piano tunggal yang sang penceramah namakan sebagai Oscar.

Setelah lagu ke-dua dimainkan, Lani pun menyapa pengunjung di GKJ. Ia menyapa dan menanyakan kabar seluruh pengunjung.

"Halo semua, apa kabarnya? Selamat datang di Gedung Kesenian Jakarta," ujar Lani, yang tentu saja disambut dengan meriah oleh seluruh pengunjung.

Sebelum ia melanjutkan penampilan memukaunya itu, Lani menjelaskan alasan mengapa Konser Tentang Rasa ini menjadi sangat spesial.

"Pertama, gedung GKJ ini memberikan saya energi-energi positif. Ke-dua, saya sungguh bahagia bisa satu panggung dengan Ari-Reda," tuturnya.

Patut diakui, Konser Tentang Rasa ini benar-benar memanjakan hampir seluruh panca indra manusia, yang pertama dan sudah pasti adalah pendengaran. Kuping kita dimanjakan dengan suara merdu Lani dan alunan piano yang bernama Oscar.

Ke-dua, penglihatan, di mana mata pengunjung melihat efek visual dari lampu yang menyoroti Lani sehingga pengunjung dapat menyimak permainan pianonya.

Ke-tiga, penciuman. Bagi Anda yang tidak datang ke konser Frau pasti bingung. Apa hubungannya indra penciuman dengan konser musik?

Lagi, lagi, dan lagi. Konser Frau malam itu dipenuhi kejutan. GKJ disulap seperti taman yang ditumbuhi bunga mekar berwarna-warni, pengunjung tidak bisa mengelak dari wangi bunga yang sengaja disemprotkan ke gedung tua itu. Dari wangi bunga, mint, dan lain-lain.

Ada satu lagu di mana Lani mengajak pengunjung bernyanyi bersama. Bagi yang tidak mengetahui liriknya, Lani sudah membagikan sebuah kertas bertuliskan dua hingga empat bait lirik lagu tersebut.

"Tukang jagal, tak berperasaan. Tak bersesal, tak kenal tangisan. Pak Ar-Rohim yang berhati sabar. Suka Hatim, juga Jodha Akbar."

Di bagian itu, sontak Lani menjadi seorang guru, yang mengajari pengunjung untuk mengikutinya bernyanyi. Kemauan Lani pun dituruti pengunjung, walaupun ia mengeluh karena nyanyian pengunjung kurang keras.

Dalam konser ini, Lani beberapa kali memainkan lagu baru yang belum pernah dimainkan sebelumnya. Salah satu lagu terbarunya, Layang-layang, mampu menghipnotis seluruh pengunjung GKJ. Ketika menyanyikan lagu tersebut, Lani tidak sendirian, ia ditemani kelima pria berpakaian serba hitam yang memainkan biola, selo, juga contra bass.

Konser Frau bertemakan Tentang Rasa ini menjadi salah satu konser yang dapat dijadikan acuan oleh musisi Tanah Air lain. Berkonsep, dikemas secara intim dan baik, menawarkan pengalaman menonton konser yang tak terlupakan, apalagi ditambah dengan suasana GKJ yang menawan.

Dua jam berlalu, 16 lagu telah dilantunkan, ribuan mata telah dimanjakan, jutaan kata telah disyairkan. Ketika hujan berhenti membasahi bumi, Lani dan Oscar pun harus pamit dan menyudahi Konser Tentang Rasa yang agaknya akan dirindukan oleh ratusan pengunjung GKJ malam itu. Dengan lagu berjudul Arah, Konser Tentang Rasa berakhir.

Mata, kuping, hidung, dan hati, menjadi saksi dari indahnya salah satu konser terbaik Tanah Air di awal tahun 2016.

"Akhirnya kita berada di penhujung acara, terima kasih banyak sekali karena telah memungkinkan ini terjadi. Semoga semuanya bisa merasakan rasa-rasa yang saya bagikan ini." (adt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER