Gairah Cinta di Konser Tiga Dekade Kahitna

Vega Probo | CNN Indonesia
Minggu, 14 Feb 2016 21:51 WIB
Para penonton tampak puas menyaksikan aksi Kahitna yang tetap bergairah sekalipun telah 30 tahun berkarier.
Konser 30 Tahun Kahitna di Jakarta Convention Center (13/2). (CNN Indonesia/Vega Probo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga dekade berlalu, dan Kahitna masih sanggup membuktikan eksistensinya di ranah musik lewat konser yang digelar di Love Festival, tadi malam (13/2) di Jakarta Convention Center (JCC).

Mengenakan jas necis, para personel Kahitna, Hedi Yunus (vokal), Carlo Saba (vokal), Mario Ginanjar (vokal), Yovie Widianto (vokal, piano), tampil penuh gairah di atas panggung.

Tak kalah atraktif aksi personel lain, Dody Isnaini (bass), Harry Suhardiman (perkusi), Budiana Nugraha (drum), Andrie Bayuajie (gitar), dan D. Bambang Purwono (keyboard).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konser yang digelar sehari menjelang Hari Valentine sekaligus menandai 30 tahun kiprah Kahitna, sejak pertama kali bermusik bareng sampai merilis album musik perdana Cerita Cinta (1994).

Album musik yang melahirkan hit single berjudul sama itu segera disusul Cantik (1996), Sampai Nanti (1998), Permaisuriku (2000), The Best of Kahitna (2002), Cinta Sudah Lewat (2003).

Terhitung lima tahun setelah merilis Cerita Cinta 25 Tahun Kahitna (2011), yang didahului Soulmate (2006), Lebih dari Sekedar Cantik (2010), Kahitna merilis Rahasia Cintaku (2016).

Dengan sederet lagu hits plus lagu baru, tak heran bila para penonton sangat antusias menyesaki konser kali ini. Mereka tak henti bertepuk tangan dan berteriak histeris sepanjang konser.

Sejak awal terdengar intro instrumental lagu medley dari Aku Dirimu Dirinya, Seandainya Aku Bisa Terbang sampai Andai Dia Tahu, para penonton yang berjumlah 6.000-an sudah meriuh.

Panggung konser Kahitna kali ini sangat besar, hampir separuh venue JCC. (CNN Indonesia/Vega Probo)
Apalagi ketika trio vokalis Hedi, Carlo dan Mario memulai konser dengan Bagaimana. Lagu berirama riang ini memang cocok dijadikan pembuka yang manis. Para penonton langsung membuat koor.

Panggung konser kali ini sangat besar, memakan hampir separuh venue Plenary Hall JCC. Terdiri dari tiga set, salah satunya dibuka dan diisi personel Kahitna. Dua set lain ditutup layar putih.

Lidah panggung menjulur ke kiri, kanan dan depan, seharusnya membuat ketiga vokalis leluasa beraksi ke sana kemari, menyapa para penonton di kelas tribun. Tapi cuma Hedi yang melakukannya.

Setelah mengestafet lagu Permaisuriku, ketiga vokalis menyapa para penonton. Mereka juga menceritakan perjalan karier Kahitna. Hedi masih ingat perjalanan naik kendaraan umum Bandung-Jakarta.

Mereka berkeliling menawarkan demo lagu dari satu label rekaman ke label rekaman lain, sampai akhirnya dikontrak Musica Studios, serta menjuarai berbagai kompetisi nyanyi mancanegara.

Ketiga vokalis mengaku sempat pesimis saat mengetahui harga konser kali ini dibanderol selangit oleh pihak promotor. Namun begitu mengetahui tiket ludes alias sold out, mereka pun lega.

Setelah mengucapkan terima kasih kepada para penonton yang telah mendukung musik Indonesia, Kahitna membawakan Menanti yang sempat dipopulerkan Dea Mirella, personel Warna.

Lalu, berturut-turut mereka menyanyikan lagu Aduh, Enggak Ngerti, Tentang Diriku, Kau Takkan Terganti, Katakan Saja, Andai Dia Tahu, Tak Sebebas Merpati, dan Menikahimu.

Saat menyanyikan lagu yang terakhir disebut itu, ketiga vokalis juga menggerakkan tubuh dengan luwes seolah membawakan tarian Jawa seiring alunan gending yang menyemarakkan aransemen.

Berikutnya, giliran Mario bercerita tentang masa pacaran lama yang pernah dilaluinya. Kepada para penonton, ia mengajak untuk lebih serius menjalani hubungan pada tahun ini, tidak mendua.

Dengan tarikan vokal maksimal, Mario membawakan Tak Mampu Mendua dari album musik Cinta Sudah Lewat (2003), disambung Suami Terbaik. Usai lagu cinta, giliran berikutnya lagu patriotik.

Lagi-lagi, ketiga vokalis yang tampak awet muda ini menyuguhkan koreografi rancak saat menyanyikan lagu Kita Bangun Negeri. Begitu mereka silam ke balik panggung, muncul lah Project Pop!

Sontak para penonton terbahak melihat kelucuan polah dan guyonan Udjo dkk. Apalagi ketika mereka menirukan koreografi Mario cs, juga menyebut lagu-lagu Yovie menggambarkan kegiatan ibu-ibu.

Project Pop menyebut lagu Merenda Kasih menggambarkan kegiatan menjahit. Lalu, lagu Cantik dipelesetkan menjadi Candil. Kata “suratan” di lagu Aku Dirimu Dirinya diganti menjadi sunatan.

Seiring tawa para penonton yang meledak, para personel Kahitna kembali tampil di atas panggung. Kali ini, memakai busana chic casual dan sepatu Keds. Project Pop pun silam ke balik panggung.

Tanpa membuang waktu, Kahitna menggeber lagu berirama khas Ranah Minang, Di Rantau, sembari memamerkan koreografi rancak. Bunyi conga dan drum bersahut-sahutan menambah kesan dinamis.

Usai menyanyi, Hedi tergolek lemas di sudut panggung. Yovie segera mengambi alih kendali panggung dengan menyampaikan terima kasih kepada soulmate, sebutan bagi para penggemar Kahitna.

“Kami bikin album baru [Rahasia Cintaku] juga untuk soulmate,” kata Yovie seraya menyambut penyanyi cantik Raisa Andriana dari balik set panggung kiri dan tim orkestra di set panggung kanan.

“Ketika engkau datang, mengapa di saat ku tak mungkin menggapaimu,” lantun Raisa penuh perasaan kala membawakan lagu Belahan Jiwa (Soulmate). Sungguh, terdengar lebih soulful.

Penyanyi 25 tahun ini tampak cantik dan anggun dalam balutan gaun merah metalik. Usai menyanyi, Hedi Yunus, Carlo dan Mario pun tak henti memuji kecantikan Raisa.

“Sebelumnya minta maaf tadi salah dikit, nervous banget,” kata Raisa yang segera diampuni Mario cs. Dengan format kwartet, mereka membawakan lagu Mantan Terindah.

Grogi, Raisa sempat salah menyanyikan lirik lagu Soulmate. (CNN Indonesia/Vega Probo)
Menutup lagu galau ini dengan kata-kata bermakna dalam, “yang telah kau buat sungguhlah indah, buat diriku susah lupa,” Raisa silam, setelah sebelumnya mengucapkan selamat ulang tahun untuk Kahitna.

Sebelum melanjutkan lagu lain, terlebih dulu Hedi, Mario dan Carlo meminta para penonton menyebutkan tiga nada dan beberapa kata untuk dirangkai oleh Yovie menjadi lagu baru.

Momen ini mengingatkan pada konser The Magical Journey of Yovie Widianto di JCC, pada 2006. Momen yang menegaskan kelihaian Yovie menulis lagu dalam waktu relatif singkat.

Setelah diperoleh tiga nada dan beberapa kata, Yovie dkk, kecuali Mario, silam ke balik panggung. Tampak di layar besar di panggung, Yovie dkk berada di suatu ruang, menggarap lagu kilat.

Sembari menunggu lagu itu “matang,” trio Overtunes tampil ke atas panggung, menemani Mario menyanyikan lagu Bintang. Trio ini terdiri Mada Emmanuelle, Reuben Nathaniel, dan Mikha Angelo.

Keempatnya sempat saling memuji sebelum menyanyikan lagu berikutnya, Seandainya Aku Bisa Terbang. Vokal Mikha cocok menyanyikan lagu dari album musik Cerita Cinta ini.

Begitu Overtunes silam, muncul trio Be3: Riafinola Ifani Sari, Cynthia Lamusu dan Widi Mulia Sunarya. Ketiganya membuat mashup lagu Merenda Kasih dan Andai Dia Tahu sebelum silam.

Tak lama, Yovie dkk pun menghadirkan lagu kilat yang beberapa not dan liriknya baru saja disumbang oleh para penonton. Lumayan asyik. Berikut ini, lirik lagu kilat tersebut:

Oh cinta mengapa kau cuek
Padahal kemarin kau kirim puisi
Yang buat diriku baper
Seperti kau pembunuh perasaanku
Kau makan hatiku
Kau buat ku lelah
Tak bisa menggapai dirimu
Kau pembunuh hatiku, cinta

Mario menyebut, lagu kilat ini bisa saja dimasukkan ke album musik baru sebagai “bonus track.” Para penonton pun bersorak, dan menjadi semakin riuh kala penyanyi Isyana naik panggung.

Membawakan lagu Cinta Sudah Lewat (2003), vokal Isyana terdengar mantap, mampu menjangkau nada tinggi. Sayangnya, ia hanya “mematung” di tengah panggung, kurang atraktif.

Meski begitu, Yovie memuji Isyana sebagai aset Indonesia yang bersuara bagus. Setelah si penyanyi cantik silam, Hedi dkk pun menggeber lagu Cantik, disusul lagu manis, Untukku.

Tak hanya bertiga, melainkan berempat, karena Dody urun suara di lagu yang dipopulerkan Chrisye itu. Tak berlama-lama galau, Hedi dkk segera menyambar lagu Cerita Cinta yang bernada riang.

Belum juga lagu yang populer pada 1994 ini usai dinyanyikan, di beberapa sudut tribun menyembur konfeti memenuhi langit-langit JCC. “Thank you. Terima kasih semuanya,” kata Mario dkk.

Tapi siapa juga yang rela mengakhiri cerita cinta bersama Kahitna. Para penonton pun berseru, “Lagi, lagi, lagi!” Langkah Carlo dkk yang berancang-ancang silam pun terhenti.

“Serius mau lagi?” tanya Mario yang segera dijawab seruan lantang para penonton, “Iya!” Tanpa membuang waktu, Yovie segera memainkan piano, terdengar intro lagu Merenda Kasih (1996).

Lagu yang pernah dinyanyikan Ruth Sahanaya ini segera disambung medley Aku Dirimu Dirinya (2006) dan Setahun Kemarin (1998). Sungguh pilihan lagu yang tepat untuk menutup konser.

Di antara dentuman instrumen tabuh dan pukul, konfeti kembali bertebaran, kali ini ditambah balon putih. Personel Kahitna benar-benar silam seraya mengucap, “Thank you!”

Para penonton tampak puas baru saja menyaksikan aksi Kahitna yang tetap bergairah sekalipun telah 30 tahun berkarier. Vokal mereka tetap prima, koreografi mereka pun rancak.

Salah seorang penonton yang tak lain die hard fans Kahitna, Kathiene Diah Purnama Ayu, menyatakan kagum dengan konsep festival di konser Kahitna kali ini.

Love Festival memang tak hanya menampilkan Kahitna, juga ada aksi sederet musisi lain, dari Raisa, Isyana, Kunto Aji, Teza Sumendra sampai Project Pop di empat panggung berbeda.

“Konsep festival ini terasa baru,” kata warga Ampera, Jakarta Selatan, ini seraya memuji keandalan sederet musisi menyanyikan lagu-lagu sendiri, juga lagu-lagu Kahitna.

“Ini nunjukin lagu-lagu Kahitna fleksibel. Enggak cuma easy listening, juga easy following, easy aranging. Musisi bisa membawakan lagu-lagu Kahitna dengan gaya masing-masing.”

Kathine yang menonton bersama ketiga kakak dan putri sulungnya, Kinasih Sekarswara, juga memuji sikap personel Kahitna yang rendah hati. “Terasa banget karakter mereka tulus.”

Sementara itu, Rangga Kesuma, warga Cibubur, Jakarta Timur, berharap Kahitna memperbanyak lagu-lagu bernuansa Indonesia seperti Di Rantau bila kelak go international.

“Bagus sekali kalau Kahitna bikin world music kayak Di Rantau. Orang luar negeri pasti suka,” katanya. “Tapi aransemen musik versi konsernya tadi terlalu ramai. Mungkin dibikin lebih minimalis.”

Para penggemar dan pencinta musik tentu berharap Kahitna bisa menebarkan gairahnya lebih luas lagi. Setelah tiga dekade berkarier, agaknya kini memang saat yang tepat untuk go international.

Tak hanya menampilkan vokal dahsyat, ketiga vokalis Kahitna juga menampilkan koreografi rancak. (CNN Indonesia/Vega Probo)
(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER