Jakarta, CNN Indonesia -- Grup musik Pink Floyd dinyatakan bubar oleh pentolannya sendiri, David Gilmour, pada tahun lalu, berbarengan dengan perilisan album musik teranyar mereka,
The Endless River.Walau demikian, para penggemar grup musik psychedelic rock itu tidak perlu khawatir. Pasalnya, calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, John Kasich, berjanji akan "membangunkan" Pink Floyd jika terpilih menjadi Presiden AS ke-45, pada 2016.
Ketika berbincang dengan CNN, Kasich menceritakan pengalamannya suatu kali menonton konser Pink Floyd di Pittsburgh. Menurutnya, itulah konser terbaik yang pernah ia datangi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Kasich, yang harus berkompetisi dengan Donald Trump dan Hillary Clinton, mengaku sebagai penggemar berat Roger Waters, sang pencabik bass Pink Floyd.
"Jika saya menjadi presiden nantinya, saya akan mencoba untuk merealisasikan reuni Pink Floyd untuk manggung bersama lagi, serta memainkan beberapa lagu," ujarnya.
Kasich pun ingin menyinggung isu yang sedang hangat dibicarakan di negaranya saat ini melalui lagu Pink Floyd.
"Karena Amerika memiliki banyak masalah di ranah finansial, saya akan meminta Pink Floyd menyanyikan lagu mereka berjudul
Money," ia menambahkan.
Akan tetapi, bukan hal mudah bagi Kasich untuk membangunkan grup musik yang terbentuk pada 1965 itu. Sejak album mereka bertajuk
The Division Bell (1994) dirilis, Pink Floyd hanya menyisakan Gilmour dan Nick Mason dalam sesi rekaman.
Pemain keyboard dan piano Richard Wright (meninggal pada 2008) tak aktif di studio bersama Pink Floyd, sejak 1994, sementara gitaris Roger Waters memilih bersolo karier usai album musik
The Final Cut (1983).
Salah satu pendiri Pink Floyd, Syd Barrett (meninggal pada 2006), tak lagi bersama Pink Floyd sejak 1968 karena menderita skizofrenia dan lebih memilih bersolo karier.
"Saya sudah selesai menjadi bagian dari Pink Floyd. Saya bergabung di Pink Floyd selama 48 tahun, saya banyak menghabiskan waktu dengan Roger [Waters] di masa tersebut. Masa-masa tersebut, yang sekarang dianggap sebagai masa kejayaan kami, memang 95 persen memuaskan secara musikalitas. Saat itu menyenangkan, penuh tawa dan kegembiraan."
"Jelas saya tak ingin lima persen lainnya mengaburkan pandangan saya atas masa-masa panjang yang fantastis tersebut. Namun Pink Floyd sudah selesai, masa kami telah habis. Akan menjadi suatu kepalsuan jika kami berkarya kembali," jelas Gilmour.
(fad/vga)