Piala Oscar 2016 Kembali ke Nyawa Lama

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Rabu, 17 Feb 2016 14:47 WIB
Berpindah perajin, Piala Oscar 2016 dicetak menggunakan model tahun 1929, desain George Stanley yang didasarkan sketsa Cedric Gibbons.
Piala Oscar yang berbeda siap dibagikan kepada insan film berbakat pada 28 Februari 2016. (CNN Indonesia Getty Images/Toby Canham)
Jakarta, CNN Indonesia -- Terlepas dari perdebatan warna kulit, nomine yang menjadi pemenang Academy Awards ke-88 mendatang akan mendapat sebuah kehormatan. Mereka akan menggenggam Piala Oscar yang baru, berbeda dari piala tahun-tahun sebelumnya.

Diberitakan The Hollywood Reporter, Piala Oscar tahun ini dibuat oleh "pabrik" yang berbeda. Ganjaran bagi insan terbaik di bidang perfilman dalam ajang yang diselenggarakan 28 Februari mendatang itu diproduksi Polich Tallix Fine Art Foundry, yang berlokasi di Rock Tavern, New York.

Itu diumumkan oleh Academy of Motion Pictures and Art Sciences pada Selasa (16/2) lalu. Selama ini, sejak 1982 Piala Oscar dibuat di R.S. Owens & Co. di Chicago. Berhubung berbeda produsen, versi Piala Oscar yang akan disuguhkan juga akan berbeda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut AMPAS, penyelenggara Oscars alih-alih dibuat dari campuran logam timah putih seperti tahun-tahun sebelumnya piala tahun ini akan dibuat dari perunggu. Sebagai sentuhan terakhir, ada lapisan emas 24 karat di bagian terluar piala itu.

"Dengan bantuan beberapa teknologi abad ke-21, kami mampu mengawali Oscars dengan bangga," kata Presiden AMPAS Cheryl Boone Isaacs. Piala yang baru, Isaacs melanjutkan, "mencerminkan keterampilan dan mengabadikan kealamian seni."

Piala Oscar sejatinya didesain oleh George Stanley. Menggunakan cetakan perunggu dari tahun 1929, para perajin di Polich Tallix kembali ke desain asli yang didasarkan pada sketsa Direktur Seni MGM, Cedric Gibbons. Polich Tallix pun merasa bangga dipercaya meneruskan kreasi tradisi yang hebat.

Seperti dijelaskan oleh AMPAS, pengerjaan Piala Oscar akan dimulai dengan membuat pemindaian digital dari piala tahun 1929 namun beralas modern. Hasil digital itu lalu dicetak secara tiga dimensi untuk kemudian dimasukkan dalam cetakan lilin. Ia ibarat nyawa bagi piala yang sekarang.

Masing-masing patung lilin itu dilapisi semacam keramik yang dipanaskan dengan suhu 1.600 derajat Fahrenheit atau 871 derajat Celcius. Suhu tinggi itu akan membuat lilin mencair dan meninggalkan cangkang kosong yang bisa dibuat sebagai cetakan.

Cangkang itu diisi perunggu cair dengan suhu lebih dari 1.800 derajat Fahrenhenit alias 982 derajat Celcius, kemudian didinginkan, dan ditutup dengan sentuhan terakhir, polesan untuk kesan berkilau.

Masing-masing piala kemudian disepuh dengan lapisan permanen yang terbuat dari emas 24 karat. Teknologi terakhir itu dipersembahkan oleh Epner Technology, perusahaan khusus bidang penyepuhan berteknologi tinggi yang berbasis di Brooklyn.

Tahap selanjutnya, piala itu mendapat sentuhan lembut dari patina hitam sehingga menimbulkan hasil akhir yang terkesan seperti polesan satin. Ukurannya tetap saja, tinggi hampir 35 centimeter dan beratnya mencapai hampir empat kilogram.

Butuh waktu tidak sebentar untuk memproduksi Piala Oscar. Untuk 50 piala, Polich Tallix membutuhkan waktu setidaknya tiga bulan. (rsa/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER