Jakarta, CNN Indonesia -- Usia tak dapat menjadi ukuran dalam bermusik. Buktinya, masih banyak musisi legendaris yang masih berjaya bersama musisi muda lainnya.
Java Jazz Festival, selaku perhelatan festival musik jazz terbesar di dunia, mencoba untuk membuktikan hal itu.
JJF, setiap tahunnya, tampak tak afdol jika tidak diramaikan oleh sejumlah musisi senior dan legendaris Tanah Air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka dari itu, Java Production, selaku promotor JJF, menggaet beberapa nama yang sudah tak asing lagi di industri musik Indonesia di perhelatannya yang ke-12 tahun ini.
Mengusung pertunjukan bernama Indonesian Real Book, JJF ingin membuat para pengunjung bernostalgia dengan 10 musisi kawakan Indonesia.
Pertunjukan Indonesian Real Book dimulai dengan kehadiran lima musisi legendaris, Jopie Item, Yance Manusama, Karim Suweileh, Margie Segers, dan Glen Dauna, yang naik ke atas panggung Java Jazz Coffee.
Sebelum membuka penampilan mereka, Margie mengungkapkan rasa duka citanya atas kepergian musisi jazz legendaris Indonesia, Ireng Maulana, yang meninggal kemarin (6/3).
Izinkan kami untuk mengheningkan cipta selama dua menit untuk mengenang pak Ireng Maulana yang baru saja meninggalkan kita," papar Margie.
Walau demikian, mereka berusaha keluar dari perasaan sedih yang menyelimuti JJF malam itu. Karenanya, tak pikir panjang lagi, mereka langsung menancapkan gas kencang-kencang dan memulai aksi mereka.
Mereka tak muda lagi, namun kelimanya berusaha untuk kembali segar di atas panggung, dengan memainkan lagu tema film James Bond.
Lagu itu diterima baik oleh ratusan pengunjung yang terlihat bergoyang bersama lantunan gitar Jopie serta petikan bass Yance.
Tak mau kalah, Glen memencet tuts keyboard-nya dengan kencang, mengikuti nada vokal Margie yang kuat seperti Janis Joplin.
Malam itu, gaya berdandan Margie paling nyentrik sendiri, memakai pakaian serba hitam dan ikatan kepala yang menjulur hingga ke punggungnya.
Sedangkan Yance, Glen, Jopie, dan Karim hanya mengenakan kaus oblong seperti sedang santai di rumah mereka.
Lanjut ke lagu selanjutnya, Margie mengatakan, "Kalian semua pasti tahu lagu ini, nyanyi bareng ya!"
Elegi Hello dari Lionel Richie pun berkumandang, dengan aransemen yang sudah diubah sedemikian rupa menjadi lebih rock dan keras.
"Gila ya grup musik ini, segala lagu bisa terasa keras dan rock!" ujar Margie sambil teriak.
Setelah itu, kelimanya memainkan lagu Citra ciptaan Bimbo, seakan sudah puas memainkan lagu-lagu rock, kali ini mereka memainkan lagu yg sedikit soulful dan pelan.
Tak lama kemudian, hujan mulai turun rintik-rintik, Margie pamit undur diri dan membiarkan Jopie, Yance, Glen, dan Karim asyik melantunkan lagu berjudul Somewhere Over The Rainbow.
Keempatnya saling tatap menatap di atas panggung, menandakan bahwa mereka menikmati penampilannya, apalagi ditambah penonton yang kooperatif, selalu ikut bernyanyi dan bergoyang.
Hujan semakin deras, para musisi senior yang sedang asyik melantunkan lagu-lagunya pun semakin semangat.
Untung saja Margie kembali ke atas panggung dan menyanyikan lagu berjudul Rindu dari Farid Hardja, yang berhasil menghangatkan segerombolan penonton yang sama sekali tak menghiraukan hujan lebat.
Benny Likumahuwa Mengajar Musik JazzSetelah Margie, Jopie, Yance, Karim, dan Glen beraksi, sekarang giliran Benny Mustafa, Oele Pattiselano, Benny Likumahuwa, Jeffrey Tahalele, serta Andi Wiriantino yang naik ke atas panggung.
"Kami bukan orang tua, tapi hanya orang lama," ucap Benny sambil tertawa.
Sebelum memulai penampilannya, Benny sempat memberikan ceramah kepada penonton terkait musik jazz.
"Tidak ada yang namanya lagu jazz, yang ada hanya lah lagu pop yang diaransemen dengan bahasa jazz," ia menegaskan.
Berbeda dengan Margie dkk, geng Benny cs memainkan lagu yang murni dimainkan dengan aransemen jazz.
Hentakan drum Mustafa yang nge-swing, genjrengan gitar Oele yang jazzy, petikan bass Jeffrey yang syahdu, alunan trumpet Benny yang menghanyutkan, dan suara keyboard Andi yang santai.
"Sekarang kita ajak kembali ke atas panggung, Margie the Queen!" tutur Benny sambil teriak.
Sontak Margie melantunkan lagu berjudul Don't Get Around Much Anymore karya Sam Cooke, sebuah elegi sedih yang dibawakan dengan apik oleh mereka.
Di tengah-tengah penampilannya, Mustafa yang memakai topi dan baju putih ingin menunjukkan kelihaiannya bermain drum.
Ia memukul senar drum dengan cepat, roll ke kiri dan ke kanan, menunjukkan bahwa ia masih segar dan lihai menabuh drum.
"Gila ini orang," ujar Benny kepada Mustafa yang sedang asyik dengan drum solonya.
Menutup penampilan mereka, Jeffrey maju ke mulut panggung, menyuguhkan pengunjung dengan bass solonya.
Ketika Benny dan yang lainnya turun panggung, hujan pun berhenti, menandakan bahwa sudah saatnya penonton beralih ke panggung JJF lainnya.
(bag/bag)