Jakarta, CNN Indonesia -- Tepat satu pekan berselang sejak tampil membuka konser grup band asal Australia, 5 Seconds of Summer, pada 5 Maret 2015 lalu, grup band Pee Wee Gaskins (PWG), resmi merilis album musik terbaru mereka.
Bertajuk
A Youth Not Wasted, album musik ini terpaut enam tahun sejak PWG merilis album musik utuh Ad Astra Per Aspera. PWG merilisnya di Beer Brothers, Kemang, Jakarta Selatan, pada Kamis, 10 Maret 2016.
Secara garis besar ke10 lagu ber-genre pop punk di album musik ini mengambil tema tentang pengalaman cinta dan patah hati para personel. Tema yang juga mengena di hati Party Dorks—sebutan bagi fans PWG.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut PWG,
A Youth Not Wasted dibuat dengan persiapan hingga produksi paling baik dan terencana dibanding album sebelumnya. Hasilnya, enam lagu baru dan empat lagu dari EP (mini album).
"Dengan dirilis di major [label], cakupannya lebih luas, jadi bisa banyak yang
dengerin dari empat lagu lama tersebut, yang sebelumnya belum banyak yang tahu," ungkap PWG kepada awak media massa.
Dalam penggarapan album ini, para personel merasa lebih terbebaskan dari tekanan, dan lebih fleksibel, karena mereka awalnya melakukan rekaman di studio milik Aldy, sebelum menyerahkan kepada label.
Di beberapa lagu, PWG melibatkan musisi lain, seperti Bagus "Final Attack" dan Cania Alianda "Billfold." Menurut Dochi, "Kami enggak pilih artis
mainstream dalam kolaborasi, karena kami pengen
ngenalin komunitas yang membesarkan kami."
Yang unik, desain sampul album musik terbaru PWG ini dibuat oleh Nukui Bogard, ilustrator asal Jepang. Desainnya menggabungkan beberapa bagian potongan sesi foto.
"Pertama ketemu di Jepang, dia jadi penonton, dan
out of nowhere dia [kirim] e-mail mau
kerjain artwork, suka sama band kami, awalnya kami ingin dibuatkan desain untuk
merchandise. Dari situ kami tektok dengan rencana album ini. Dan dia buatkan dulu untuk
cover album," ungkap Dochi.
Album ini dirilis baik dalam bentuk fisik maupun digital. Untuk memasarkan albumnya, PWG bersama pihak label rekaman memakai jalur
e-commerce dan
market place sebagai distributor resmi yang bisa didapatkan penggemarnya lewat pemesanan melalui akun sosial media PWG.
"Salah satu pertimbangan kami untuk kembali ke major dan bergabung ke Universal Musik Indonesia, agar hal ini lebih ter-
manage. Banyak orang yang pilih bajakan, karena tidak tahu juga saat ini dapatkan album kami di mana. Dengan kami gabung ke major [label] yang ber-
partner dengan sejumlah penjualan digital dan
streaming music, semua jadi jelas, penggemar bisa
nikmatin gratis juga tapi label untung, kami pun untung," ungkap Dochi kepada CNN Indonesia.com.
Band yang digawangi oleh Alditsa Sadega "Dochi" (bass, vokal), Fauzan "Sansan"(guitar, vokal), Reza Satiri "Omo" (synth, keys, sample, vokal), Renaldy Prasetya (drum), dan Harry Pramahardhika "Ayi" (guitar, vokal latar) ini, menjagokan lagu berjudul
Kertas dan Pena untuk dijadikan
single pertama. Sementara penggarapan video musiknya, PWG menggandeng Oleg Sanchabakhtiar sebagai sutradara.
PWG dibentuk pada 2007 silam, dan sebelumnya telah menelurkan dua album musik utuh dan empat album musik mini. Popularitas PWG meningkat sejak perilisan debut album mini
Stories from Our Highschool Years, pada 2008.
"Saat itu, kami iseng sebelum konser mulai, saya dan Sansan keliling untuk cari tahu ada yang kenal enggak, tapi karena rambut Sansan pink jadi banyak yg
notice keberadaan kami, dan di luar ekspetasi ada yang kenal juga padahal banyak ABG, mereka pun ikut nyanyiin lagu kami," tutur Dochi menceritakan kejadian menarik menjadi band pembuka konser 5SOS.
Usai peluncuran
A Youth Not Wasted secara resmi, PWG mengestafet dengan pesta perilisan pada malam ini (10/3) di tempat yang sama, di Beer Brothers, Kemang, Jakarta Selatan, pukul tujuh malam.
Di pesta perilisan album tersebut, PWG akan menampilkan beberapa lagu dari album baru tentunya, dan menyanyikan lagu yang belum pernah dibawakan, dengan beberapa instrumen baru.