Jakarta, CNN Indonesia -- Kuba ialah salah satu negara yang juga memiliki aturan ketat terhadap musik. Salah satu aturan yang diterapkan Pemerintah Kuba ialah melarang musisi internasional untuk tampil, terutama musisi yang berasal dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris, karena dianggap memiliki ideologi yang berbeda.
Namun situasi itu perlahan-lahan mulai berubah, apalagi setelah Kuba memperbaiki hubungannya dengan AS.
Dikutip dari
NME pada Minggu (13/3), sebuah acara musik bertajuk Concert for Amity akan segera digelar pada 25 Maret mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara itu diramalkan akan menjadi konser musik terbesar yang pernah digelar di negara sosialis ini. Penampil utamanya ialah band asal Inggris, The Rolling Stones.
Vokalis band Soundgarden yang juga pernah bermusik bersama Audioslave, Chris Cornell, mengaku senang dengan kabar konser Rolling Stones di Kuba.
"Saya rasa mereka akan merasakan pengalaman yang fantastis. Mereka harus merasakan setiap detik ketika berada di sana, jangan hanya tidur," kata Cornell.
"Saya juga berharap mereka dapat mengajak teman-teman musisi yang lain untuk tampil di Kuba," lanjut Cornell.
Cornell bisa menyatakan hal tersebut karena ia sudah pernah merasakan tampil di panggung musik Kuba.
Sebelumnya, pria yang telah berusia 51 tahun ini tampil dengan Audioslave pada 2005. Band yang mempopulerkan lagu
Like a Stone ini bahkan harus mengeluarkan uang sekitar Rp13 miliar untuk mendapatkan izin konser di Havana.
Sejak konser Audioslave itu, Kuba sedikit lebih terbuka terhadap musik.
Setelah Audioslave, DJ Diplo bersama kelompok musiknya, Major Lazer, tampil di Kuba pada 2009. Mereka datang atas undangan acara konser amal yang diselenggarakan oleh penyanyi asal Kolombia, Juares, dengan tajuk Peace Without Frontiers.
Belum lama ini, Major Lazer kembali tampil di sana.
Melihat perkembangan ini, Cornell mengaku lega. Namun ia merasa para musisi tidak boleh tinggal diam dalam mempromosikan panggung musik di Kuba.
"Musisi asal Inggris dan Australia bisa menjual jutaan album musik, tetapi jarang dari mereka yang datang," kata Cornell.
"Kami telah berusaha melakukannya. Saya pikir langkah itu dapat dengan mudah diikuti, namun ternyata butuh waktu lama, hingga saat ini," lanjutnya.
Tidak hanya Rolling Stones, Barack Obama, juga menjadi Presiden AS pertama yang akan mengunjungi Kuba setelah lebih dari 88 tahun.
(ard/ard)