Jakarta, CNN Indonesia -- Film komedi Indonesia masih mendominasi layar lebar.
Comic 8: Casino Kings Part 2, misalnya, masih bertahan sejak ditayangkan pada akhir Februari 2016 lalu.
Lainnya, ada juga film
Abdullah v Takeshi, Wa’alaikumsalam Paris dan
Oops! Ada Vampir, yang masing-masing dibalut kisah drama dan horor. Berikutnya,
Koala Kumal siap menyusul.
Melihat kecenderungan ini, Joe Taslim merasa
genre film Indonesia yang selama ini beredar bioskop belum merata. Sejauh ini, masih didominasi oleh
genre komedi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal perfilman Indonesia sudah berjalan 66 tahun, yang ditandai peringatah Hari Film Nasional pada Rabu (30/3). Maka semestinya
genre film lebih bervariasi.
"Film komedi kita laku-laku, tapi belum merata untuk
genre lain. Kita perlu talenta lain, agar pemerataan
genre dapat direalisasikan," ujar Joe kepada CNN Indonesia.com, belum lama ini.
Sebagai aktor profesional, mantan atlet bela diri yang bertubuh tinggi tegap ini tak menampik bila suatu hari kelak datang kepadanya tawaran bermain di film ber-
genre komedi.
"Pasti, sebagai seorang aktor ingin mencoba
genre komedi, saya ingin menjadi aktor yang tidak mengkotak-kotakkan [
genre film],” tutur penggemar trio komedian Dono, Kasino, Indro.
Menurutnya, agar kondisi perfilman lebih baik, fokus pemasaran film seharusnya lebih diutamakan di Indonesia dahulu. Para penonton juga perlu mengenal setiap insan yang terlibat dalam film.
Dengan begitu, Joe meyakini, timbul rasa memiliki dan mengenal film Indonesia dalam benak para penonton. Dukungan semacam ini sangat dibutuhkan demi memajukan perfilman nasional.
"Jadi harus kenal siapa sutradaranya, enggak cuma pemeran utamanya tapi pemeran pembantunya, aktor seniornya, aktor mudanya, itu yang harus dikuatkan ke depannya,” kata Joe.
Dengan mengenal insan perfilman, Joe yakin, rasa nasionalisme terhadap film Indonesia semakin besar. “Kalau sudah bisa [mengenal insan film], rasa cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya.”
Sang pemeran Jaka di film
The Raid: Redemption berharap, perfilman Indonesia memiliki daya tarik, serta melibatkan lebih banyak aktor dan sineas muda dengan ide-ide baru yang lebih segar.
"Seperti kata [Menteri Pendidikan dan Kebudayaan] Pak Anies Baswedan, memesona di negaranya dan di luar [negeri]. Pastinya saya pengen film indonesia
genre-nya lebih lebar lagi, lebih banyak aktor muda," ungkap Joe.
Di sisi lain, Joe pun merasa
production house (PH) di Indonesia hanya menggarap film yang diperankan oleh aktor yang itu-itu saja. "Saya ingin PH-PH dapat memberi tempat untuk aktor muda lebih berkembang dan regenerasi lebih banyak.”
(vga/vga)