Jakarta, CNN Indonesia -- Peringatan Hari Film Nasional 2016 (#HFN2016) pada hari ini (30/3) terbilang istimewa. Segenap masyarat, terutama kalangan film, turut merayakan ulang tahun film nasional ke-66, terhitung sejak dirilis film
The Long March karya Usmar Ismail.
Berbagai acara digelar di Jakarta sampai Pulau Seribu. Ketua panitia #HFN2016 Niniek L. Karim menyatakan, “Seluruh rangkaian acara HFN 2016 harus merakyat sesuai tema ‘Film Indonesia adalah kita.’” Kata “kita” merujuk masyarakat Indonesia.
Acaranya, antara lain penganugerahan Piala Antemas untuk film komersial terlaris sepanjang 2015-2016 serta pemutaran film pendek
Sepatu Baru. Juga acara
Malam Film Indonesia di dua bioskop Ibu Kota untuk memutar film klasik
Tiga Dara (1956).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rangkaian agenda #HFN2016 diestafet dengan pemutaran film pendek di rumah susun di beberapa lokasi, yakni di Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Kepulauan Seribu pada 31 Maret-1 April 2016.
Berikutnya, pada 2-3 April 2016, panitia #HFN2016 mengundang seluruh masyarakat untuk menghadiri
Pesta Film Rakyat di Taman Menteng, Jakarta, sejak sore sampai malam untuk menyaksikan film layar tancap raksasa.
Tak hanya itu, panitia #HFN2016 juga merilis cetak biru (
blueprint) hasil
workshop yang dilakukan oleh 80 sineas selama dua hari pada awal Maret 2016. Hasilnya, konsep yang telah disetujui bersama untuk membuat festival film bagi kaum muda.
“Saya perlu menerangkan kenapa kami memberikan sesuatu pada pemerintah. Di sini, kami sebagai rakyat Indonesia dan panitia HFN, kami akan memberikan cetak biru,” kata Niniek kepada para hadirin dan media pers di Balai Kota Jakarta, pada Rabu (30/3).
Penggarapan cetak biru festival film tersebut tidak terlepas dari niat Niniek sedari awal kala ditunjuk sebagai ketua panitia #HFN2016. Apalagi niatnya juga disetujui oleh Kemala Atmojo, Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI).
Lebih jauh, aktris kawakan yang membintangi film
Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar (2014) ini menyatakan, “Kita berniat merajut, mengajak para
stakeholder dari perfilman Indonesia untuk duduk sama-sama lewat festival film kaum muda."
Menurut Niniek, di luar Festival Film Indonesia (FFI) ada lebih dari 200 komunitas film muda. Belum termasuk komunitas kampus, SMA dan bahkan SD yang sifatnya lebih ke apresiasi film. “Kami merasa itu energi positif yang harus kami tampung,” katanya.
Bertepatan dengan peringatan #HFN2016, pada hari ini (30/3), cetak biru festival film tersebut diserahkan Niniek kepada Didik Suhardi, wakil Kementerian Pariwisata, di Balai Kota Jakarta. Kelak pewujudan cetak biru ini juga diawasi ke80 sineas.
“Mereka akan tetap ada dan mengawasi. Mereka akan selalu terjun untuk membantu,” kata sang peraih Piala Citra untuk perannya di film
Ibunda (1986) tentang 80 sineas yang menggarap cetak biru festival film lewat
workshop tersebut.
Niniek berharap, langkah-langkah yang ditempuh dalam rangka #HFN2016 berkelanjutan dan melibatkan lintas generasi. "Kita orang tua juga bisa diajari yang muda,” kata perempuan 67 tahun. “Itu lah kita belajar lewat acara yang mempunyai nilai
sustain.”
(vga/vga)