Rangkuman Pesona Tiga Dekade Sheila Majid

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Minggu, 03 Apr 2016 10:55 WIB
Penyanyi Malaysia Sheila Majid merayakan 30 tahun karirnya di dunia musik dalam konser tunggal berjudul 'Kerinduan Sheila Majid' di JCC Senayan, Jakarta.
Konser Kerinduan Sheila Majid yang menampilkan kolaborasi karya dengan Tohpati, Mike Mohede, Harvey Malaiholo, Armand Maulana dan Jay Subiakto, di Plenery Hall, JCC, Sabtu, 2 April 2016. (CNN Indonesia/Ardita Mustafa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga puluh tahun bukan waktu yang singkat bagi seorang musisi dalam meniti karier. Pahit manis panggung hiburan tentu saja sudah dicicipi oleh yang menjalaninya.

Tapi waktu menjawab segalanya bagi Shaheila binti Abdul Majid atau yang dikenal Sheila Majid.

Penyanyi asal Malaysia yang juga populer di Indonesia ini akhirnya dapat memetik buah kesuksesan setelah meniti karier di dunia musik sejak 1984.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sheila menggelar perayaan tiga dekade lewat konser bertajuk ‘Kerinduan Sheila Majid’ di Plenary Hall Jakarta Convention Center pada Sabtu (2/4) malam.

Dengan tiket yang dijual seharga Rp500 ribu hingga Rp2,5 juta, para penonton tidak hanya menyaksikan Sheila, melainkan juga Mike Mohede, Harvey Malaiholo, Armand Maulana 'Gigi', orkestra Tohpati dan tata panggung Jay Subiakto.

Sebelum acara dimulai, dari sisi balkon pemegang tiket Kelas 1 dan Kelas 2 terlihat kalau ruangan Plenary Hall sudah terisi sekitar 95 persen penonton yang kebanyakan berumur 29 tahun ke atas.Hanya sedikit remaja yang datang menyaksikan konser ini, sekalipun ada, mereka datang menemani orang tuanya.

Konser dimulai tepat pukul 21.00 WIB, meski di tiket tertera acara seharusnya dimulai satu jam sebelumnya.

Efek visual berupa foto-foto Sheila semasa berkarier ‘ditembak’ ke arah tirai yang menutupi panggung orkestra Tohpati. Nyaris berbarengan dengan itu, Tohpati mulai mengayunkan tangannya untuk merangkai nada-nada yang perlahan semakin terasa cepat.

Sorotan lampu panggung yang megah pun semakin membuat para penonton bersorak memanggil Sheila.

Kemudian Sheila terlihat muncul dari bawah panggung. Ketika sudah tepat berada di tengah, sorotan lampu utama menyorotnya.

Gemuruh tepuk tangan penonton pun semakin tak terbendung begitu melihat sosok wanita berusia 51 tahun itu tampil cantik dengan gaun putih lengan panjang.

Sheila masih tampil cantik seperti biasanya. Tidak ada riasan yang berlebihan, hanya rambut panjang yang digerai.

Tanpa basa-basi ia menyanyikan awal lagu ‘Kerinduan’ yang langsung dilanjutkan dengan lagu ‘Aku Cinta Padamu’.
Sheila menampilkan pertunjukkan panggung yang apik, menggabungkan kematangan berbagai lini, mulai dari musik, panggung, tata rias dan busana serta komunikasi musisi dengan penonton yang hangat. (CNN Indonesia/Ardita Mustafa)
Sheila menunaikan aksi panggungnya dengan anggun. Ia berjalan dari ujung ke ujung hanya untuk menyapa seluruh penonton yang memenuhi semua bagian Plenery Hall.

Usahanya patut diapresiasi, karena panggung terbilang panjang, lagu-lagu dinyanyikan secara medley dan tingginya hak sepatu yang dipakai Sheila.

"Halo Jakarta, apa kabar malam ini?" tanya Sheila menyapa penonton dalam bahasa Inggris bercampur logat Melayu.

"Sangat senang untuk kembali kesini. Mari bersama-sama rayakan 30 tahun karier saya. Rindu tak dengan saya? I rindu you too!" lanjutnya dengan bahasa yang lebih campur aduk. Penonton pun kembali tertawa.

Sheila kembali bercerita kalau konser ‘Kerinduan Sheila Majid’ diadakan di Jakarta karena ia ingin melakukan yang berbeda.

Sambil bergurau, ia juga mengatakan alasannya tidak mengadakan konser perayaannya di Malaysia karena tidak ada gedung seperti Plenary Hall di sana.

"Semoga tiketnya tidak terlalu mahal, karena saya akan mengajak kalian semua bernostalgia," ujar Sheila.

Sejumlah lagu hits miliknya dibawakan dalam konser malam ini, seperti ‘Cinta Jangan Kau Pergi’, ‘Antara Anyer dan Jakarta’, ‘Dia’, ‘Sinaran’ dan ‘Ku Mohon’.

Dengan Mike, Sheila berduet menyanyikan lagu ‘Hadirmu’. Sementara dengan Harvey lagu ‘Begitulan Cinta’ dinyanyikan berdua dan dengan Armand menemani Sheila di lagu ‘Seiras’.

"Mike, kamu bisa jadi rekan duet sekaligus bodyguard terbaik saya," ujar Sheila yang langsung disambut senyum malu-malu Mike.

Jika Mike dan Armand tampil bersama Sheila dari atas panggung, Harvey malah tampil dari tengah penonton.

Tentu saja seluruh penonton langsung menghampirinya hingga usai menyanyikan lagu.

Namun, kesalahan teknis sempat terjadi karena konsep kolaborasi itu. Suara Harvey hampir tidak terdengar karena ketidaksinambungan sinyal mikrofon.

"Harvey baru saja keluar dari rumah sakit. Mari kita apresiasi niat baiknya untuk menemani saya malam ini dengan tepuk tangan yang meriah," kata Sheila.

Tidak hanya lagu sendiri, Sheila juga membawakan lagu-lagu dari sineas dan musisi asal Malaysia, P. Ramlee.

Salah satu lagunya dibawakan Sheila dengan kolaborasi beberapa anak muda yang bermain beragam instrumen musik, mulai dari perkusi hingga terompet.

"Dulu saya memanggil musisi senior dengan sebutan kakak. Kini saya dipanggil kakak. Mungkin jika dipanggil tante saya harus segera pensiun," ujar Sheila.

Sayangnya, dari awal panitia tidak menampilkan judul lagu yang dinyanyikan dalam dua layar besar yang terpampang nyata di sebelah panggung, sehingga banyak penonton yang menebak-nebak judul lagu P. Ramlee yang sedang dinyanyikan.

Meski demikian, aransemen orkestra Tohpati mampu menghanyutkan suasana, sehingga penonton tetap menganggukkan kepala meski tidak paham lagunya.

Terutama saat Sheila membawakan lagu ‘Kasih (Melangkah Pergi)’.

"Puluhan tahun dan belasan album. Saya merasa berkembang bersama kalian. Selama ini lagu ballad patah hati yang paling dinikmati," kata Sheila. "Mungkin jika saya membuat lagu tentang cinta lingkungan itu tidak akan laku.”

Kurang lebih dua jam Sheila tampil di atas panggung. Walau terlalu sering memberikan mikrofon ke arah penonton, namun kualitas vokalnya tetap apik. Ia masih mampu menyanyikan nada-nada tinggi di akhir lagu.

Konser Kerinduan Sheila Majid sukses menjadi penawar rindu bagi para penggemarnya.

Kemasan dalam konser ini juga patut ditiru oleh para musisi lainnya, karena menggabungkan kematangan berbagai lini yang dapat mendukung berjalannya konser musik tunggal dengan baik dan tidak terlupakan, mulai dari musik, panggung, tata rias dan busana serta komunikasi musisi dengan penonton yang hangat. (les/les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER