Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi sebagian seniman, panggung bukan semata arena untuk mencari keuntungan. Lebih dari itu, panggung juga merupakan arena untuk menggalang dana dan melakukan aksi sosial.
Sebagaimana panggung pertunjukan
Senandung Cinta yang digelar tadi malam (6/4) di Ballroom Djakarta Theather, Jakarta. Hasil penjualan tiket acara ini akan diberikan kepada seniman yang membutuhkan.
Acara yang diselenggarakan oleh Mitra Seni Indonesia (MSI) memadukan beragam seni dalam satu panggung. Bukan hanya melibatkan musisi, melainkan juga penari, perancang busana, model dan anak-anak kecil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini acara yang terpuji, niatnya baik sekali. Semua seniman harus membantu seniman lain yang memang membutuhkan. Kalau kita bisa mengisi kekosongan orang lain kenapa tidak," kata Lea kepada CNN Indonesia.com.
Bantuan berupa dana akan disalurkan ke tiga daerah yang menghasilkan karya seni. Tempat tersebut terletak di Desa Jelekong (Bandung), Ruang Topeng Gajahmada (Bali) dan Desa Batubara (Kalimantan Timur).
Pembagian dana tersebut diberikan sesuai kebutuhan. Desa Jelekong mendapatkan donasi sebanyak Rp100 juta, Ruang Topeng Gajahmada menerima Rp 50 juta dan Desa Batubara memperoleh Rp25 juta.
Sejatinya, panitia
Senandung Cinta bisa menggalang dana lebih banyak bila pertunjukan digelar di arena yang lebih luas dan dihadiri lebih banyak penonton. Apalagi pertunjukannya sendiri sungguh memikat.
Sejak awal, para penonton sudah dibuat terpana dan merinding oleh kumandang lagu kebangsaan
Indonesia Raya, karya W.R. Supratman, dilanjutkan lagu
Tanah Air ciptaan Ibu Sud yang dilantunkan Nita Lesmana.
Berikutnya, giliran Lea Simanjuntak dan Rainier Revireino membawakan puisi
Dalam Doaku dengan diiringi musik. Puisi ini diambil dari buku kumpulan sajak
Hujan Bulan Juni (1989) kreasi Sapardi Joko Darmono.
Suguhan di atas panggung makin menggugah kala paduan suara yang didukung perempuan anggota MSI membawakan lagu
Payung Fantasi ciptaan Hendri Rotinsulu dan
Doa Anak Negeri ciptaan Donny Hardono.
MSI juga menampilkan tim pemain kolintang yang membawakan lagu klasik lain milik Hendri,
Rindu Lukisan, disusul lagu
Logika yang dipopulerkan oleh Vina Panduwinata hampir 20 tahun lalu. Tepatnya, pada 1987.
Para penonton bersorak dan bertepuk tangan melihat aksi tim kolintang yang beranggotakan sejumlah perempuan berusia lanjut. Apalagi mereka juga menampilkan koreografi jenaka. Para penonton pun terbahak.
Permainan kolintang yang rancak segera diestafet oleh ibu-ibu anggota tim MSI kepada tim Kolintang Kawanua Jakarta. Dengan energik, mereka mengalunkan lagu
Cinta milik Chrisye dan
Panah Asmara milik Tohpati.
Semakin malam, aksi di atas panggung semakin memukau, terutama saat Sanggar Kashita Smarandhana tampil membawakan tari tradisional Lenggang Kipas. Tepuk tangan para penonton seolah tak berkesudahan.
Kemudian para penonton kembali diajak bernostalgia menyimak lagu
Nurlela yang dibawakan Yanuareza dan Lili Amelia. Pada 1989, lagu
jadul ini dipopulerkan oleh kwartet Atiek CB, Trie Utami, Malyda, Vina Panduwinata.
Kali ini,
Nurlela dilantunkan dengan gaya Latin yang rancak. Selanjutnya, Lili membawakan lagu
Semua Bisa Bilang Kucing dan Aksi Kucing. Aksi penari latar yang bergoyang Latin semakin menambah kemeriahan.
Atmosfer Ballroom Djakarta Theather lantas berubah sendu kala Lea kembali ke atas panggung. Ditemani oleh pemain biola belia bernama Habiby, Lea membawakan lagu
Putih Melati ciptaan Guruh Soekarno Putra.
Bersamaan dengan itu, sejumlah model melenggang di atas panggung, memperagakan busana karya Barly Asmara. Setelah Lea dan para model silam, berikutnya giliran Rainier dan Maylaffayza "menguasai" panggung.
Sang pemain biola cantik mengiringi Rainier membawakan lagu Cinta ciptaan Ismail Marzuki. Selanjutnya semua musisi naik ke atas panggung dan membawakan lagu Indonesia Pusaka ciptaan Ismail Marzuki.
Acara penggalangan dana ini ditutup dengan penampilan Lea membawakan lagu
Indonesia Jiwaku ciptaan Guruh Soekarno Putra. Vokal Lea yang menggelegar, menutup pertunjukan
Senandung Cinta dengan sempurna.
(vga/vga)