'Setitik Nila' dalam Perayaan Record Store Day Indonesia 2016

Muhammad Andika Putra | CNN Indonesia
Senin, 18 Apr 2016 12:10 WIB
Meski demikian, usaha panitia RSD 2016 dalam hal menyelenggarakan acara sesederhana ini masih patut diacungi jempol.
Perayaan RSD 2016. (CNN Indonesia/M Andika Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tahun ini merupakan kali ke-lima Indonesia merayakan Record Store Day (RSD). Terhitung, sebanyak 20 kota di Tanah Air juga ikut merayakan RSD 2016. Jumlah ini merupakan yang terbanyak sepanjang penyelenggaraan RSD di Indonesia.

Khusus di Jakarta, RSD diselenggarakan di Pasar Santa, selama dua hari (16-17 April). Pasar Santa dipilih karena selama ini dikenal sebagai pusat penjualan rilisan musik berbentuk fisik.

Meski berlangsung dengan lancar, namun masih ada beberapa kekurangan yang dirasakan oleh sebagian besar pengunjung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Booth Official yang Kurang Terorganisir

Setiap perayaan RSD, panitia akan membuka satu booth official. Selain menjual merchandise resmi RSD, booth itu juga menjual rilisan fisik edisi spesial RSD dari berbagai musisi.

Kehadiran booth ini seharusnya lebih memudahkan pengunjung untuk membeli.

Sayangnya, kehadiran booth official di Pasar Santa tak sesuai dengan harapan. Banyak dari pengunjung yang mengeluh, lantaran layanan dan proses penjualan kurang teroganisir dengan baik.

Ditambah lagi dengan sedikitnya jumlah panitia berseragam resmi, sehingga tidak ada yang bisa ditanyai informasi.

"Hari pertama, layanan di booth official berantakan, karena satu label rekaman hanya menyediakan satu kasir. Tahun lalu, kami hanya diminta mengisi daftar rilisan apa saja yang ingin dibeli, lalu diberikan kepada kasir, lalu dibayar. Tahun ini jauh lebih ribet prosesnya," ujar Patria, salah satu pengunjung yang rutin datang ke RSD sejak tiga tahun lalu.

Koordinator perayaan RSD Indonesia 2016, Satria Ramadhan, menjelaskan bahwa pemisahan kasir setiap label rekaman demi berkaca dari kesalahan tahun lalu. Namun, sebagian besar pengunjung menganggap cara itu malah merepotkan mereka.

Bukan hanya pemisahan kasir, beberapa rilisan spesial RSD ada yang telat hadir di booth official. Bahkan ada satu rilisan yang tak terdapat di booth official, sehingga pengunjung harus mencari ke booth lain.

"Seharusnya semua rilisan edisi spesial ada di booth official. Jadi terpusat di sana sehingga mendapatkan rilisan itu jadi lebih mudah," lanjut Patria.

Pro Kontra Label Mainstream Masuk RSD

Perayaan RSD Indonesia 2016 menjadi tahun pertama di mana label musik mainstream ikut berpartisipasi. Adalah Universal Music Indonesia yang membuka booth di Pasar Santa dengan ruangan berukuran 2 X 2 meter.

Kehadiran Universal tentu saja dikritik oleh pengunjung RSD Indonesia. Pasalnya, penyelenggaraan RSD awalnya bertujuan untuk menggairahkan kembali industri musik indie.

Salah satu pengunjung RSD, Alif, mengaku tidak setuju dengan masuknya label musik mainstream ke RSD. Menurutnya, hal itu kurang sesuai dengan filosofi RSD.

"Kalau menurut saya sebaiknya di RSD tidak menghadirkan label mainstream, karena ini memang perayaan label-label indie," ujar Alif.

Sedangkan Satria berpendapat masuknya label mainstream karena pihaknya tidak ingin membuat batas dalam musik Indonesia. Ia juga merasa tidak menyalahi filosofi RSD, karena RSD di Amerika juga sering menggunakan musisi mainstream sebagai duta.

"Tahun ini Duta RSD Amerika itu Metalica, tahun lalu Dave Grohl. Dengan adanya label mainstream di RSD, membuktikan bahwa mereka juga butuh publikasi, apa lagi dengan tutupnya beberapa toko musik besar," ujar Satria.

Sales Manager Universal Music Indonesia, Fajar Novian, menjelaskan bahwa tutupnya toko musik besar menjadi alasan mereka untuk membuka booth di RSD. Ia mengaku sudah menetahui acara ini sejak tahun lalu.

Penurunan Pengunjung RSD

Jika membandingkan dengan RSD tahun lalu, pengunjung yang datang ke RSD 2016 terlihat lebih sedikit. Lokasi menjadi salah satu alasan jumlah pengunjung RSD menurun.

Hal itu juga diakui oleh Satria, yang mengatakan kalau dua hari penyelenggaraan RSD 2016 hanya didatangi oleh 2000 orang, karena sempit dan sesaknya lokasi.

Minimnya dana sponsor sangat terlihat dalam penyelenggaraan RSD 2016. Meski demikian, usaha panitia patut diacungi jempol karena tetap menyelenggarakannya tahun ini.

"RSD memang seharusnya diselenggarakan di toko rilisan fisik. Tahun ini kami mewujudkan hal itu di Pasar Santa. Walau gerah, tapi pecinta musik yang setia pasti akan datang," kata Satria.

Tidak hanya lokasi, beberapa acara musik yang diselenggarakan bertepatan dengan RSD 2016 juga menjadi faktor. Seperti pada Sabtu dan Minggu ada acara musik metal di Ancol. Selain itu ada acara musik di Gudang Sarinah yang juga digelar pada Minggu.

(ard/ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER