Manajer Metallica Sebut YouTube Bagai Iblis

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Selasa, 19 Apr 2016 13:57 WIB
Manajer band Metallica, Muse dan Red Hot Chilli Peppers, Peter Mensch, mengaku khawatir dengan fenomena bisnis YouTube.
Ilustrasi aplikasi Youtube. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Situs web layanan berbagi video milik Google, YouTube, belakangan ini telah menjelma menjadi ladang uang bagi sebagian besar penjelajah dunia maya.

Melalui YouTube, mereka dapat menjadi bintang secara instan, karena video yang disiarkan mendapat keuntungan melalui iklan dan sponsor.

Tapi, manajer band Metallica, Muse dan Red Hot Chilli Peppers, Peter Mensch, mengaku khawatir dengan fenomena bisnis YouTube.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat diwawancarai oleh stasiun radio Inggris, yang dikutip oleh NME pada Senin (18/4), Mencsch bahkan menyebut YouTube iblis.

"YouTube bagaikan iblis. Jika tidak ada yang peduli Youtube, maka ia akan menghancurkan kita," kata Mensch.

"Karena sangat sulit untuk membuat orang mau mengeluarkan uang atas apa yang gratis. Itu adalah hukum alam," lanjutnya.

Lalu, Mensch menambahkan, seharusnya YouTube memberi bayaran yang pantas dari unggahan video penggunanya.

Dari data yang dikutip International Federation of the Phonographic Industry (IFPI), diketahui  situs web layanan berbagi konten seperti YouTube, Soundcloud memiliki lebih dari 900 juta pengguna.

Pada tahun lalu, situs-situs web itu mendapatkan keuntungan sekitar US$634 juta, setara Rp8,3 biliun.

Dalam wawancara terpisah, menanggapi tuduhan kalau perusahaannya tidak memberi bayaran yang adil kepada penggunanya, bos YouTube, Robert Kynci, mengatakan kesalahan itu bukan berasal dari pihaknya.

Jika yang dimaksud ialah musisi yang tidak mendapat bayaran, maka Kynci melemparkan kesalahan itu kepada label rekaman yang menaunginya.

"Musisi yang bergabung dengan YouTube akan mendapatkan keuntungan yang sepadan," ujar Kynci.

"Tidak seluruhnya, tapi yang videonya sering ditonton. Ini adalah hal yang cukup transparan," lanjutnya.

Kynci juga mengatakan, model bisnis seperti ini seharusnya dapat dilihat dengan mata yang lebih terbuka, agar menjauhkan diri dari pemikiran negatif.

Melalui keterangan resmi yang disiarkan, YouTube mengklaim hingga saat ini pihaknya telah memberikan bayaran sekitar US$3 miliar kepada perusahaan rekaman.

Jumlah tersebut dikatakan terus bertambah setiap tahunnya.

"Hanya sekitar 20 persen orang yang mau membayar saat menggunakan layanan seperti ini. YouTube berusaha membantu musisi dan perusahaan rekaman dalam mendapatkan 80 persennya," tulis keterangan resmi itu.

"Perputaran uang di industri ini sebesar US$200 miliar. Tentu saja ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan," lanjut keterangan tersebut.

(ard/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER