Singapura, CNN Indonesia -- Kunjungan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf ke Amerika Serikat Februari lalu, berdampak penting bagi gairah atmosfer perfilman Indonesia. Sebab Triawan sempat mengunjungi kantor Walt Disney dan Pixar dalam kesempatan itu.
Menyusul dibukanya keran investasi bagi perusahaan asing di Indonesia, termasuk bidang perfilman yang selama ini terlarang, Triawan punya agenda khusus dalam kunjungannya. Sebelum berangkat Triawan berkata pada media, ia akan bernegosiasi soal kemungkinan investasi Disney di Indonesia.
Triawan optimistis Disney bisa membuka cabang untuk produksi maupun distribusi film-filmnya. Selama ini, Disney hanya punya cabang untuk distribusi merchandise di Indonesia. Cabang distribusi film Disney terdekat di Asia Tenggara ada di Singapura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditanya soal itu, Robert Gilby Managing Director The Walt Disney Company South East Asia berpendapat, pihaknya tidak pernah berkata tidak. Ditemui dalam premiere
Captain America: Civil War di Singapura baru-baru ini Rob bahkan berkata ia tahu Triawan.
"Proses pembuatan film itu yang penting menemukan ide-ide terbaik. Dan ide yang baik bisa datang dari mana saja," ujarnya. Triawan, menurutnya, sangat mendukung gairah ekonomi kreatif di Indonesia.
Ia sendiri melihat ekonomi kreatif merupakan motor yang baik bagi Indonesia. "Itu bisa memberi dukungan bagi agensi, ide cerita, aktor dan aktris, kesempatan bekerja, dan sebagainya. Kalau kami bisa mendukung dia [Triawan] membangun itu di Indonesia, kami siap melakukannya," ujarnya pada CNNIndonesia.com di tengah premiere.
Disney senang menjadi bagian dari komunitas pencinta film, yang dilihatnya begitu besar dan potensial di Indonesia. Sejauh ini, ia menilai penggemar film-film Disney, Pixar, dan Marvel di Indonesia sangat menarik. Masyarakat Indonesia bahkan rela datang ke konvensi komik dan berkompetisi cosplay.
"[Di Indonesia] ada penggemar yang besar, karakter yang hebat, cerita yang baik, aktor yang luar biasa. Sangat menyenangkan."
Tak heran jika belakangan, Disney mencoba menguatkan koneksi dengan penggemar Indonesia. Misalnya, mendatangkan gimmick-gimmick menjelang filmnya tayang. Film Disney dan Marvel bahkan lebih sering tayang di Indonesia lebih dahulu ketimbang negara lain, bahkan termasuk Hollywood.
Bukan hanya itu, Disney pun punya beberapa duta film di Indonesia. Sandra Dewi misalnya, menjadi duta untuk Cinderella. Luna Maya adalah "Black Widow"-nya Indonesia dan Daniel Mananta didapuk menjadi "Ant-Man." Bahkan ada aktor Indonesia terlibat di film Disney, seperti
Star Wars: The Force Awakens.Soal itu, Rob melanjutkan, selain sebagai bagian dari menjalin koneksi penggemar ke film, juga merupakan bentuk penghargaan bagi apiknya talenta Indonesia di mata Disney.
"Pada akhirnya yang dilihat adalah talenta yang bagus. Tidak ada aturan dari mana mereka harus datang. Untuk
The Force Awakens misalnya, kami melihat pemain
The Raid itu bagus. Banyak talenta bagus di Indonesia, dan kami bangga menjadi bagian dari komunitas di Indonesia yang sangat mendukung hal itu," ujar Rob menjelaskan.
Namun soal kepastian kapan Disney akan membangun kantor di Indonesia, belum bisa dipastikan. Yang jelas, sudah ada satu investor besar yang masuk industri perfilman Indonesia, yakni Korea lewat jaringan CJ CGV.
(rsa)